Reporter: Wahyu Tri Rahmawati | Editor: Wahyu T.Rahmawati
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Wall Street turun di perdagangan perdana bulan November. Investor menggantungkan harapan pada Federal Reserve untung mengurangi pendekatan agresifnya pada kenaikan suku bunga.
Selasa (1/11) pukul 21.07 WIB, Dow Jones Industrial Average melemah 0,21% ke 32.665. Indeks S&P 500 turun tipis 0,07% ke 3.869. Sedangkan Nasdaq Composite turun 0,09% ke 10.978
Fokus pasar sekarang tepat pada pertemuan kebijakan dua hari The Fed setelah ketiga indeks utama mencatat kenaikan bulanan yang solid pada Oktober. Penguatan pasar saham Amerika Serikat (AS) didukung oleh kinerja keuangan emiten yang lebih baik daripada perkiraan dan harapan bank sentral AS mengurangi laju pengetatan kebijakan moneter.
Para trader pasar secara luas memperkirakan The Fed akan menaikkan suku bunga sebesar 75 basis poin untuk keempat kalinya pada pertemuan dua hari yang berakhir esok. Tapi, investor akan mengamati sinyal yang mungkin menunjukkan penurunan ke kenaikan suku bunga yang lebih kecil pada bulan Desember.
Baca Juga: 10 Saham Ini Jadi Top Leaders IHSG Oktober 2022, Simak Prospek dan Rekomendasinya
"Jika Fed mengatakan bahwa mereka percaya bahwa tindakan yang telah diambil telah menunjukkan bahwa ekonomi melambat dan mereka berada di jalur yang benar, komentar semacam itu akan ditafsirkan dengan baik," kata Sam Stovall, kepala strategi investasi di CFRA Research di New York kepada Reuters.
Imbal hasil obligasi US Treasury acuan tenor 10-tahun turun pada hari Selasa, membantu mengangkat saham megacap seperti Amazon.com Inc, Alphabet Inc dan Microsoft Corp dalam perdagangan premarket.
Saham-saham kelas berat megacap telah berada di bawah tekanan dalam beberapa pekan terakhir. Laporan pendapatan suram mereka memaksa investor untuk bersandar ke sektor-sektor seperti energi yang bernasib jauh lebih baik pada kuartal ini.
Survei Institute for Supply Management (ISM) yang dijadwalkan pada pukul 10 pagi ET, diperkirakan menunjukkan PMI manufaktur turun ke 50 bulan Oktober setelah turun ke 50,9 pada bulan September.
"Ini akan menjadi data lain yang akan menunjukkan bahwa sisi manufaktur ekonomi AS sekarang dalam fase kontraksi atau resesi," kata Stovall.
Baca Juga: IHSG Berpotensi Melemah Pada Perdagangan Rabu (2/11), Ini Sentimennya
Sementara itu, Uber Technologies naik 9,2% setelah memberikan pandangan laba kuartal keempat yang optimistis. Penguatan harga saham Uber turut mengangkat harga saham saingannya Lyft Inc dan DoorDash.
Harga saham Pfizer naik 3,1% setelah produsen obat ini menaikkan perkiraan penjualan setahun penuh untuk vaksin Covid-19. Sementara harga saham Eli Lilly tergelincir 1,1% karena memangkas perkiraan labanya.
Saham perusahaan China yang terdaftar di AS seperti JD.Com, Alibaba Group Holding dan Pinduoduo melonjak antara 5% dan 8% menyusul desas-desus berdasarkan catatan yang tidak diverifikasi yang beredar di media sosial bahwa China merencanakan pembukaan kembali dari pembatasan ketat Covid-19 pada bulan Maret.
Harga saham Abiomed melonjak 52,2% premarket setelah Johnson & Johnson mengatakan akan mengakuisisi produsen pompa jantung ini dalam kesepakatan senilai US$ 16,6 miliar.
Baca Juga: Saham Big Cap Dominasi Laggard IHSG, Berikut Prospeknya Menurut Analis
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News