kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45926,73   11,38   1.24%
  • EMAS1.310.000 -1,13%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Wall Street tertekan kasus baru corona dan data ekonomi AS


Rabu, 23 Desember 2020 / 05:50 WIB
Wall Street tertekan kasus baru corona dan data ekonomi AS


Reporter: Wahyu Tri Rahmawati | Editor: Wahyu T.Rahmawati

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Wall Street cenderung turun meski Nasdaq Composite menguat terangkat harga saham Apple. Dua indeks utama lainnya turun karena kekhawatiran atas varian baru virus corona dan data ekonomi Amerika Serikat (AS) yang mengecewakan.

Selasa (22/12), Dow Jones Industrial Average turun 200,94 poin atau 0,67% menjadi 30.015,51. S&P 500 melemah 7,66 poin atau 0,21% menjadi 3.687,26, dan Nasdaq Composite bertambah 65,40 poin atau 0,51%, menjadi 12.807,92.

"Hari ini pasar sedang menarik napas," kata Ryan Detrick, ahli strategi pasar senior di LPL Financial di Charlotte, North Carolina kepada Reuters. "Ini mencerna dua bagian besar berita yang kita dapatkan dalam 24 jam terakhir, stimulus dan jenis Covid baru," imbuh dia.

Apple menjadi pencilan di tengah aksi jual yang luas. Harga saham produsen iPhone ini naik 2,8% dan memberikan peningkatan terbesar untuk S&P 500 dan Nasdaq di tengah berita rencana perusahaan untuk meluncurkan kendaraan penumpang listrik pada tahun 2024.

Baca Juga: Wall Street bergerak mixed, hanya Nasdaq yang menguat pada awal perdagangan

Semalam, Kongres mengesahkan paket bantuan pandemi senilai US$ 892 miliar setelah berbulan-bulan tarik-menarik partisan. Paket bantuan ini yang bertujuan untuk menopang pemulihan ekonomi yang goyah di bawah beban pembatasan untuk menahan kebangkitan virus corona.

Lonjakan kasus corona di AS masih berlanjut. Kasus baru corona mencapai 214.000 setiap hari, mendorong penutupan wajib dan menekan kapasitas rumah sakit.

Varian baru yang menyebar dengan cepat dari virus yang ditemukan di Inggris telah menghentikan pergerakan masuk dan keluar dari Inggris dan membuat pembuat vaksin Pfizer Inc dan Moderna Inc berusaha keras untuk memastikan obat mereka efektif melawannya.

Baca Juga: Vaksin Covid-19 Sinovac asal China terbukti efektif dalam uji coba di Brasil

Ketakutan akan virus corona dan optimisme pemulihan ekonomi menyebabkan volatilitas ekstrem di Wall Street pada tahun 2020. S&P 500 mencatat kenaikan dan penurunan harian sebesar 2% atau lebih dari 40 kali dalam setahun sejauh ini. Ini adalah pergerakan dengan rentang lebar yang terbesar dalam lebih dari satu dekade.

"Ini akan menjadi tahun pertama dalam sejarah ketika saham turun 30% untuk tahun ini pada satu titik dan berakhir di area hijau," kata Detrick. 

Di sisi ekonomi, kepercayaan konsumen secara tak terduga turun. Sementara penjualan rumah bekas AS membukukan penurunan pertama dalam enam bulan.

Harga emas spot ditutup turun 0,85% ke US$ 1.860,84 per ons troi. Sedangkan harga minyak WTI kontrak Februari 2021 turun 1,98% ke US$ 47,02 per barel dan harga minyak brent kontrak Februari 2021 melemah 1,63% ke US$ 50,08 per barel.

Baca Juga: Sudah resmi, liburan dengan mobil pribadi tak wajib rapid test antigen

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
EVolution Seminar Practical Business Acumen

[X]
×