Reporter: Wahyu Tri Rahmawati | Editor: Wahyu T.Rahmawati
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Wall Street tertekan di awal perdagangan pekan ini. Kekhawatiran atas meningkatnya kasus Covid-19 membebani sentimen dan harga minyak yang turun lebih dari 4%.
Senin (9/8) pukul 21.10 WIB, Dow Jones Industrial Average turun 0,32% ke 35.098. Indeks S&P 500 turun 0,16% ke 4.429. Nasdaq Composite turun tipis 0,03% ke 14.831.
Harga saham perusahaan energi Exxon Mobil Corp, Chevron Corp, Halliburton Co dan Schlumberger NV turun antara 1,3% dan 2,2% dalam perdagangan pra-pasar. Peningkatan kasus virus corona, khususnya di China, meningkatkan kekhawatiran pembatasan baru yang dapat merusak permintaan.
Harga saham emiten logam juga berada di bawah tekanan dari penurunan tajam harga tembaga dan emas di tengah kekhawatiran atas permintaan China. Freeport-Mcmoran Inc, produsen tembaga publik terbesar di dunia, turun sekitar 1,7%.
Baca Juga: Sucorinvest AM tambahkan saham BUKA pada portofolio reksadana
Di Amerika Serikat, infeksi Covid-19 naik setidaknya 22.783 pada hari Minggu menjadi 35,94 juta total kasus, menurut penghitungan Reuters. "Keraguan utama masih datang dari varian Delta dan pasar sedikit berhati-hati meskipun laporan pekerjaan kuat," kata Thomas Hayes, dari Great Hill Capital di New York.
Investor menunggu katalis baru untuk mendorong pasar lebih tinggi, setelah data pekerjaan yang solid mengangkat S&P 500 dan Dow Jones ke rekor tertinggi akhir pekan lalu.
Pertemuan para pemimpin Federal Reserve di Jackson Hole, Wyoming, akhir bulan ini, juga diperkirakan akan memberikan titik terang potensi bank sentral untuk memangkas program stimulusnya, di tengah peningkatan inflasi dan kekuatan di pasar kerja. "Pasar mungkin melihat ke Jackson Hole apakah Fed akan mengubah nada mereka, dan mungkin berbicara tentang tapering lebih awal," kata Hayes.
Baca Juga: Keputusan PPKM akan menyetir pergerakan rupiah Selasa (10/8)
Fokus juga pada pengesahan RUU infrastruktur AS bipartisan senilai US$ 1 triliun dengan pemungutan suara mungkin pada hari Selasa, setelah rincian RUU tersebut mendapat dukungan di Senat selama akhir pekan.
Musim pendapatan yang luar biasa telah melihat saham AS melonjak ke rekor tertinggi selama dua minggu terakhir. Kinerja sejumlah emiten mengalahkan konsensus sehingga memperkuat kepercayaan pada pemulihan ekonomi pasca-Covid tahun ini.
Analis memperkirakan pertumbuhan laba kuartal kedua sebesar 92,9% untuk perusahaan S&P 500, menurut data IBES dari Refinitiv. Dari 427 perusahaan dalam indeks yang telah melaporkan pendapatan, 87,6% mengalahkan ekspektasi analis.
Baca Juga: Ada sinyal pelonggaran PPKM, Mirae Asset Sekuritas tambah sejumlah saham top picks
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News