CLOSE [X]
kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.466.000   -11.000   -0,74%
  • USD/IDR 15.860   -72,00   -0,46%
  • IDX 7.215   -94,11   -1,29%
  • KOMPAS100 1.103   -14,64   -1,31%
  • LQ45 876   -10,76   -1,21%
  • ISSI 218   -3,03   -1,37%
  • IDX30 448   -5,87   -1,29%
  • IDXHIDIV20 540   -6,91   -1,26%
  • IDX80 126   -1,77   -1,38%
  • IDXV30 135   -1,94   -1,41%
  • IDXQ30 149   -1,85   -1,22%

Wall Street tertekan angka inflasi tinggi pada Selasa (13/7)


Selasa, 13 Juli 2021 / 21:35 WIB
Wall Street tertekan angka inflasi tinggi pada Selasa (13/7)
ILUSTRASI. Inflasi yang tinggi menjadi pemberat pergerakan Wall Street pada Selasa (13/7).


Reporter: Wahyu Tri Rahmawati | Editor: Wahyu T.Rahmawati

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Inflasi yang tinggi menjadi pemberat pergerakan Wall Street pada Selasa (13/7). Data Departemen Tenaga Kerja Amerika Serikat (AS) menunjukkan bahwa harga konsumen bulan lalu naik paling tinggi dalam 13 tahun terakhir di tengah kendala pasokan dan kenaikan biaya layanan terkait perjalanan.

CPI inti melonjak 4,5% secara tahunan pada bulan Juni setelah meningkat 3,8% pada bulan Mei. Inflasi bulan lalu merupakan level tertinggi sejak November 1991.

Kenaikan harga konsumen yang solid pada bulan Juni menyalakan kembali kekhawatiran tentang puncak pertumbuhan ekonomi. Pada pukul 21.25 WIB, Dow Jones Industrial Average turun 0,19% ke 34.935. Indeks S&P 500 turun tipis 0,07% ke 4.381. Sedangkan Nasdaq Composite menguat 0,24% ke 14.769.

Jamie Cox, Managing Partner Harris Financial Group di Richmond, Virginia mengatakan angka CPI inti menjadi kejutan. "Namun, begitu Anda menyadari bahwa sepertiga dari kenaikan tersebut adalah harga mobil bekas, gambaran sementara menjadi lebih jelas. Inflasi meningkat, tetapi segala sesuatunya baik dan tidak berubah secara material," kata dia kepada Reuters.

Baca Juga: Diperberat perpanjangan PPKM Darurat, IHSG diprediksi lanjut melemah pada Rabu (14/7)

Inflasi dan data ekonomi positif telah menyetir pergerakan Wall Street sejak pertengahan Juni karena investor khawatir ekonomi yang terlalu panas di tengah pembukaan kembali yang lebih cepat dapat memaksa Federal Reserve untuk memangkas kembali kebijakan moneter ultra-longgarnya lebih cepat dari yang diharapkan.

Bank-bank besar termasuk JPMorgan Chase & Co dan Goldman Sachs Group Inc melaporkan pendapatan kuartalan yang lebih tinggi dari perkiraan. Saham Goldman Sachs naik 1,0%, sementara JPMorgan tergelincir 0,5% karena mengalami perlambatan yang ditandai dari hasil perdagangan yang memecahkan rekor tahun lalu.

Baca Juga: IHSG diramal kebal dari efek perpanjangan PPKM darurat

Laba per saham kuartal Juni untuk perusahaan S&P 500 diperkirakan akan naik 66%, menurut data Refinitiv. Pelaku pasar mempertanyakan berapa lama reli Wall Street akan bertahan setelah kenaikan hampir 17% dalam indeks acuan sepanjang tahun ini.

Harga saham Boeing Co turun 2,2% setelah Administrasi Penerbangan Federal (FAA) mengatakan beberapa 787 Dreamliners yang tidak terkirim memiliki masalah kualitas manufaktur baru.

Baca Juga: Simak proyeksi rupiah untuk perdagangan Rabu (14/7)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Advokasi Kebijakan Publik di Era Digital (Teori dan Praktek) Mengenal Pentingnya Sustainability Reporting

[X]
×