kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45935,51   7,16   0.77%
  • EMAS1.335.000 1,06%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Wall Street tertahan inflasi AS yang mencapai level tertinggi sejak Agustus 2012


Selasa, 13 April 2021 / 22:06 WIB
Wall Street tertahan inflasi AS yang mencapai level tertinggi sejak Agustus 2012
ILUSTRASI. Wall Street bergerak mixed pada awal perdagangan Selasa (13/4).


Reporter: Wahyu Tri Rahmawati | Editor: Wahyu T.Rahmawati

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Wall Street bergerak mixed pada awal perdagangan Selasa (13/4). Pada pukul 21.53 WIB, Dow Jones Industrial Average turun 0,43% ke 33.598.

Indeks S&P 500 menguat 0,10% ke 4.132. Sedangkan Nasdaq Composite menguat 0,70% ke 13.946.

Pasar saham cenderung bergerak tipis-tipis setelah Amerika Serikat (AS) melaporkan tingkat inflasi tertinggi dalam 8,5 tahun terakhir. Inflasi AS bulan Maret mencapai 0,6% yang merupakan level tertinggi sejak Agustus 2012. Inflasi ini melaju lebih kencang ketimbang bulan Februari yang berada di 0,4%. Angka inflasi ini pun lebih tinggi ketimbang prediksi polling Reuters pada 0,5%.

Harga bensin melonjak 9,1% dan menyumbang hampir separuh peningkatan indeks harga konsumen bulan lalu. Harga pangan naik 0,1% pada bulan Maret. 

Baca Juga: Masih ada potensi pelemahan kurs rupiah pada Rabu (14/4)

Inflasi inti meningkat 1,6% secara tahunan setelah meningkat 1,3% pada bulan Februari. The Fed melacak indeks harga pengeluaran konsumsi pribadi inti atau personal consumption expenditure (PCE) untuk menghitung target inflasi 2%. Sedangkan bulan lalu PCE berada di 1,5%.

"Ada ketakutan bahwa inflasi akan sangat besar, "kata Thomas Hayes, Chairman Great Hill Capital Llc di New York kepada Reuters. Ada prediksi bahwa lonjakan inflasi ini hanya sementara. 

Indeks S&P 500 dan Dow telah mencapai rekor tertinggi baru-baru ini dengan harapan bahwa vaksinasi cepat akan mengarah pemulihan ekonomi. Harapan ini agak berkurang pada hari Selasa ketika badan kesehatan federal AS merekomendasikan untuk menghentikan penggunaan vaksin COVID-19 Johnson & Johnson setelah enam penerima vaksin merasakan kelainan langka yang melibatkan pembekuan darah.

Baca Juga: Ada kekhawatiran taper tantrum, apakah ini saatnya beralih ke saham defensif?

Penasihat ekonomi Gedung Putih Jared Bernstein mengatakan terlalu dini untuk mengatakan apa dampak jeda itu terhadap dorongan Presiden Joe Biden untuk membuka kembali perekonomian.

"Kita membutuhkan lebih banyak waktu untuk mempelajarinya. Dampaknya pada pembukaan kembali karena masih masih ada dua vaksin lain," kata Ryan Detrick, ahli strategi pasar senior di LPL Financial di Charlotte, North Carolina.

Investor juga menunggu musim laporan keuangan. Besok, Goldman Sachs, JPMorgan, dan Wells Fargo akan merilis kinerja kuartal pertama 2021. Analis memperkirakan pendapatan untuk perusahaan S&P 500 di kuartal pertama akan melonjak 25% dari tahun lalu, menurut data Refinitiv IBES.

Baca Juga: IHSG diprediksi teknikal rebound pada perdagangan Rabu (14/4)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×