kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.533.000   0   0,00%
  • USD/IDR 16.180   0,00   0,00%
  • IDX 7.096   112,58   1,61%
  • KOMPAS100 1.062   21,87   2,10%
  • LQ45 836   18,74   2,29%
  • ISSI 214   2,12   1,00%
  • IDX30 427   10,60   2,55%
  • IDXHIDIV20 514   11,54   2,30%
  • IDX80 121   2,56   2,16%
  • IDXV30 125   1,25   1,01%
  • IDXQ30 142   3,33   2,39%

Wall Street tertahan data tenaga kerja yang melemah pada Jumat (3/9)


Jumat, 03 September 2021 / 21:23 WIB
Wall Street tertahan data tenaga kerja yang melemah pada Jumat (3/9)
ILUSTRASI. Wall Street jatuh pada hari Jumat (3/9).


Reporter: Wahyu Tri Rahmawati | Editor: Wahyu T.Rahmawati

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Wall Street jatuh pada hari Jumat (3/9). Perlambatan tajam dalam pertumbuhan pekerjaan bulan lalu memberikan sinyal terkuat bahwa rebound ekonomi pasca-pandemi kehilangan tenaga.

Pada Jumat (3/9) pukul 21.17 WIB, Dow Jones Industrial Average turun 0,16% ke 35.386. S&P 500 turun 0,13% ke 4.530. Sedangkan Nasdaq Composite menguat 0,18% ke 15.359.

Dalam sepekan, Dow Jones tercatat melemah 0,16%. Sedangkan S&P 500 masih menguat 0,52% pekan ini dan Nasdaq melesat 1,49%.

Saham-saham teknologi kelas berat, yang cenderung berkinerja lebih baik di lingkungan suku bunga rendah, termasuk Apple, Alphabet, Tesla Inc dan Facebook naik sebanyak 0,3%.

Baca Juga: Harga emas masih bisa terus naik sebelum tapering

Laporan Departemen Tenaga Kerja yang dicermati oleh investor menunjukkan nonfarm payrolls meningkat 235.000 pekerjaan pada Agustus, jauh meleset dari perkiraan ekonom pada 750.000. Pembayran gaji ini melonjak 1,05 juta pada bulan Juli.

"Ini bencana. Angka itu jauh di bawah perkiraan," kata Peter Cardillo, kepala ekonom pasar di Spartan Capital Securities di New York kepada Reuters.

Dia menambahkan bahwa data pembayaran gaji ini tidak memberi tekanan bagi Federal Reserve untuk mengumumkan tapering. "Tetapi menilai dari apa yang saya lihat, itu adalah dampak kebangkitan Covid-19 dan sektor jasa. Orang-orang tinggal di rumah dan ini akan berubah," ujar Cardillo.

Baca Juga: Rupiah menguat 1,08% dalam sepekan, ini penyebabnya

S&P 500 dan Nasdaq telah mencapai level tertinggi sepanjang masa selama beberapa minggu terakhir karena dukungan dari pendapatan emiten yang kuat. Tetapi investor belakangan menjadi lebih berhati-hati karena sinyal hawkish dari Fed dan lonjakan infeksi.

Pasar tenaga kerja tetap menjadi batu ujian utama bagi The Fed. Gubernur The Fed Jerome Powell mengisyaratkan pekan lalu bahwa mencapai pekerjaan penuh adalah prasyarat bagi bank sentral untuk mulai mengurangi pembelian asetnya.

Secara terpisah, data PMI non-manufaktur Institute of Supply Management, yang akan dirilis pada 10:00 ET, diperkirakan menunjukkan aktivitas bisnis yang melambat di industri jasa.

Baca Juga: IHSG berhasil menguat dalam sepekan, kapitalisasi pasar bursa naik 1,28%

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective Bedah Tuntas SP2DK dan Pemeriksaan Pajak (Bedah Kasus, Solusi dan Diskusi)

[X]
×