Sumber: Reuters | Editor: Herlina Kartika Dewi
KONTAN.CO.ID - NEW YORK. Wall Street merosot pada perdagangan Rabu (8/9) di tengah kekhawatiran penyebaran varia Delta virus corona dapat memperlambat pertumbuhan ekonomi dan ketidakpastian batas waktu bagi Federal Reserve untuk menarik kembali kebijakan akomodatifnya.
Mengutip Reuters Rabu (8/9), pada pukul 10:17 ET, Dow Jones Industrial Average turun 11,74 poin, atau 0,03% ke level 35.088,26, S&P 500 turun 2,96 poin, atau 0,07% ke level 4.517,07, dan Nasdaq Composite turun 43,66 poin, atau 0,28 % ke level 15.330,67.
Saham kelas berat teknologi termasuk di antra losers dengan Microsoft Corp, Facebook Inc dan pemilik Google Alphabet Inc turun antara 0,1% dan 0,6%.
Sembilan dari sebelas sub-sektor jatuh dengan sektor sensitif ekonomi seperti industri, material dan real estate memimpin penurunan.
Saham AS berada di bawah tekanan dalam beberapa hari terakhir karena investor menjadi semakin berhati-hati menyusul data penggajian Agustus yang lemah pada hari Jumat dan ketidakpastian atas pengurangan stimulus Fed.
Baca Juga: Wall Street: S&P berakhir turun dan Big Tech mengangkat Nasdaq menembus rekor
"Pertanyaan besarnya adalah ketidakpastian seputar tingkat perlambatan pertumbuhan ekonomi, penurunan dan potensi peningkatan inflasi," kata Sam Stovall, kepala strategi investasi di CFRA seperti dikutip Reuters.
"Investor berpikir mereka tidak ingin terlalu terekspos terhadap sektor pertumbuhan potensial, sebaliknya minat tetap terhadap keamanan saham teknologi."
Presiden Federal Reserve Bank St. Louis James Bullard mengatakan kepada Financial Times bahwa Federal Reserve AS harus bergerak maju dengan rencana untuk memangkas program stimulus pandemi besar-besaran meskipun terjadi perlambatan dalam pertumbuhan pekerjaan.
Stovall mengatakan para ekonom CFRA menurunkan perkiraan pertumbuhan untuk kuartal ketiga, tetapi masih optimis untuk pertumbuhan ekonomi yang lebih luas untuk sisa tahun ini.
S&P 500 dan Nasdaq telah naik sekitar 20% sepanjang tahun ini karena dukungan dari kebijakan bank sentral yang longgar, tetapi lonjakan infeksi virus corona dan data ekonomi yang lemah telah meningkatkan kekhawatiran pada laju pemulihan ekonomi.
Selanjutnya: Wall Street memasuki masa-masa koreksi setelah terus rekor
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News