kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.541.000   21.000   1,38%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

Wall Street tergerus setelah IMF pangkas proyeksi ekonomi global


Selasa, 20 September 2011 / 21:33 WIB
Wall Street tergerus setelah IMF pangkas proyeksi ekonomi global
ILUSTRASI. Suasana Kota Lama Semarang. Cuaca besok di Jawa dan Bali cerah hingga berawan juga hujan, menurut prakiraan BMKG.


Reporter: Dupla Kartini, Bloomberg | Editor: Dupla Kartini

NEW YORK. Meski sempat dibuka menguat, namun saat ini bursa saham Amerika Serikat (AS) mulai tergerus. Indeks Standard & Poor's 500 terkoreksi 0,1% ke level 1.202,96 pada pukul 9.56 waktu New York. Sementara, indeks Dow Jones Industrial Average melemah 16,12 poin, atau 0,1% ke posisi 11.384,89.

Pelemahan Wall Street dipicu kekhawatiran terkait pemulihan ekonomi global. Faktor tersebut menutupi sentimen positif yang sebelumnya berkembang, yaitu optimisme atas perbincangan utang Yunani dan spekulasi Federal Reserve akan berbuat lebih untuk merangsang pertumbuhan ekonomi.

Pasar cemas terhadap pemulihan ekonomi, setelah hari ini, Dana Moneter Internasional (IMF) memangkas proyeksi pertumbuhan ekonomi global menjadi 4% pada tahun ini dan tahun depan. Angka tersebut di bawah perkiraan Juni lalu, yang mencapai 4,3% untuk tahun ini, dan sebesar 4,5% untuk tahun depan. Sementara, proyeksi pertumbuhan AS untuk 2011 diturunkan menjadi 1,5%, dari proyeksi sebelumnya 2,5%.

IMF juga meramalkan adanya dampak yang parah jika Eropa tidak berhasil mengatasi krisis utang atau jika pembuat kebijakan AS mencapai jalan buntu atas rencana fiskalnya.

Chief investment officer dari Fifth Third Asset Management Keith Wirtz menyebut, pasar akan bergerak volatil. "Kita harus bersiap jika Eropa menjadi fokus berita dalam beberapa tahun ke depan. Risiko resesi telah meningkat," ujarnya di Cincinnati, hari ini.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU

[X]
×