Sumber: Reuters | Editor: Yudho Winarto
KONTAN.CO.ID - Indeks-indeks utama Wall Street melemah pada perdagangan Jumat (30/5) waktu setempat, dipicu oleh pernyataan Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump yang menuduh China melanggar kesepakatan tarif yang dicapai di Jenewa.
Sentimen pasar kembali terguncang di tengah kekhawatiran memanasnya tensi perang dagang AS-China.
Baca Juga: Trump: China Langgar Kesepakatan Tarif, AS Siap Bertindak Lebih Keras
Melansir Reuters, pukul 09.59 waktu setempat, indeks Dow Jones Industrial Average melemah 49,27 poin (-0,12%) ke 42.166,46.
Indeks S&P 500 turun 27,12 poin (-0,46%) ke 5.885,05, sementara Nasdaq Composite terkoreksi 155,75 poin (-0,81%) ke 19.020,13.
Saham-saham teknologi besar (megacap) mayoritas turun, dengan Nvidia anjlok 2,4%. Sembilan dari sebelas sektor dalam S&P 500 ditutup melemah, dipimpin sektor energi dan teknologi informasi.
Meski begitu, Nasdaq tetap berada di jalur untuk mencetak performa bulanan terbaik sejak November 2023.
S&P 500 pun menuju penguatan bulanan terbesar sejak November 2024, sementara Dow diproyeksi naik hampir 3,5% sepanjang Mei.
Baca Juga: Wall Street Menguat, Ditopang Kenaikan Saham Nvidia Pasca Rilis Kinerja
Melalui Truth Social, Trump menyebut bahwa China “sepenuhnya melanggar” komitmen mereka, meskipun ia tidak merinci pelanggaran spesifik maupun langkah yang akan diambil terhadap Beijing.
“Begitu saja untuk jadi Mr. NICE GUY!” tulisnya.
Dalam pertemuan Jenewa awal Mei lalu, kedua negara sepakat untuk memangkas tarif secara signifikan selama 90 hari masa negosiasi.
AS akan menurunkan tarif dari 145% menjadi 30%, sementara China akan memangkas tarifnya dari 125% menjadi 10%.
Namun, perkembangan terbaru membuat arah kebijakan perdagangan kembali tidak menentu.
“Sebelumnya investor merasa cukup yakin soal arah tarif, tapi kini semuanya menjadi membingungkan,” ujar Art Hogan, Chief Market Strategist di B Riley Wealth.
Baca Juga: Arab Saudi Peringatkan Iran: Terima Tawaran Trump atau Hadapi Serangan Israel
Tarik Ulur Tarif dan Harapan Penurunan Suku Bunga
Gejolak tarif sempat membuat reli saham melambat, tetapi ekspektasi pasar atas kesepakatan dagang tambahan serta data inflasi yang terkendali masih menopang sentimen.
Data terbaru menunjukkan pengeluaran konsumen AS naik tipis pada April, dengan inflasi tahunan PCE naik 2,1%, mendekati target The Fed.
Para pelaku pasar masih memperkirakan pemangkasan suku bunga pertama oleh The Fed akan terjadi pada September 2025.
Adapun perkembangan hukum turut memengaruhi volatilitas pasar.
Mahkamah Perdagangan Internasional sempat memblokir sebagian besar tarif baru sejak Januari, namun sehari berselang, pengadilan banding federal kembali mengaktifkan sebagian besar tarif tersebut sambil menunggu putusan final Juni mendatang.
Baca Juga: Mantan Staf Sebut Tanpa Elon Musk di Pemerintahan Trump, DOGE Kemungkinan Gagal
Saham Individual: Ulta Melonjak, Regeneron Anjlok
Di sisi korporasi, saham Ulta Beauty melonjak 15% setelah emiten ritel kosmetik ini mengerek proyeksi laba tahunan usai membukukan kinerja kuartalan yang melampaui ekspektasi.
Sementara itu, saham Regeneron Pharmaceuticals anjlok lebih dari 18% akibat kegagalan uji klinis tahap akhir pada obat eksperimental untuk penyakit paru kronis yang umum pada perokok.
Namun, obat tersebut menunjukkan keberhasilan pada uji lainnya.
Selanjutnya: Sociolla Resmikan Toko Omnichannel Pertama di Padang, Hadirkan Produk 100% BPOM
Menarik Dibaca: Promo Tiket Pesawat Garuda Jakarta-Tokyo PP mulai Rp 6,1 Jutaan, Beli di GOTF 2025
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News