Sumber: Xinhua,Reuters | Editor: Yudho Winarto
NEW YORK. Saham-saham di Wall Street berakhir bervariasi pada Rabu (Kamis pagi WIB), karena investor menilai kemungkinan kenaikan suku bunga pada Juni menyusul rilis risalah dari pertemuan kebijakan terbaru Federal Reserve AS.
Indeks Dow Jones Industrial Average turun tipis 3,36 poin atau 0,02 % menjadi ditutup pada 17.526,62. Indeks S&P 500 berakhir naik tipis 0,42 poin atau 0,02 % menjadi 2.047,63 dan indeks komposit Nasdaq naik 23,39 poin atau 0,50 % menjadi 4.739,12.
Para pejabat Fed terbuka untuk kenaikan suku bunga pada Juni, jika perekonomian AS terus membaik, menurut risalah pertemuan Fed pada 26-27 April yang dirilis Rabu sore.
"Sebagian besar peserta menilai bahwa jika data yang masuk konsisten dengan peningkatan pertumbuhan ekonomi di kuartal kedua, kondisi pasar tenaga kerja terus menguat, dan inflasi membuat kemajuan menuju target 2 %, maka kemungkinan akan tepat bagi Komite (Pasar Terbuka Federal/FOMC) meningkatkan kisaran target untuk suku bunga federal funds pada Juni," kata risalah.
Para pembuat kebijakan sepakat bahwa risiko-risiko terhadap prospek ekonomi AS yang ditimbulkan oleh perkembangan ekonomi dan keuangan global telah surut, namun mencatat bahwa perkembangan-perkembangan di luar negeri masih diperlukan pengawasan yang ketat.
"Kami terus memperkirakan Fed tidak akan menaikkan suku pada Juni. Tapi risalah mengindikasikan akan ada diskusi yang hidup dan keputusan akan menjadi semakin dekat, seperti tampaknya itu pada April," kata Chris Low, kepala ekonom di FTN Financial, dalam sebuah catatan.
Sejumlah data ekonomi, termasuk indeks harga konsumen, "housing starts" (rumah yang baru dibangun) dan produksi industri, keluar lebih baik dari yang diharapkan pada Selasa, yang mendorong spekulasi bahwa Fed mungkin lebih "hawkish" pada kenaikan suku bunga kedua.
Sementara itu, Gubernur Fed San Francisco John Williams dan Gubernur Fed Atlanta Dennis Lockhart mengatakan pada Selasa bahwa bank sentral AS masih bisa menaikkan suku bunga dua atau tiga kali tahun ini, menurut Reuters.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News