kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.541.000   21.000   1,38%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

Wall Street stabil, investor masih mencermati risiko wabah virus corona


Senin, 10 Februari 2020 / 23:14 WIB
Wall Street stabil, investor masih mencermati risiko wabah virus corona
ILUSTRASI. A trader works at the New York Stock Exchange (NYSE) in New York, U.S., February 4, 2020. REUTERS/Bryan R Smith


Sumber: Reuters | Editor: Yudho Winarto

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Wall Street berbalik arah menuju zona hijau pada perdagangan Senin (10/2). Sentimen positif datang dari kembali beraktivitasnya penduduk China setelah liburan Imlek yang diperpanjang gara-gara wabah virus corna.

Melansir Reuters, pukul 10:01 waktu setempat, Dow Jones Industrial Average naik 52,49 poin atau 0,18% pada 29.155,00 dan S&P 500 naik 6,05 poin atau 0,18% pada 3.333,76. Sedangkan, Nasdaq Composite naik 33,97 poin atau 0,36% pada 9.554,48.

Saham pembuat mobil listrik Tesla Inc melonjak 6,3%, setelah pabriknya di Shanghai kembali beroperasi. Saham Amazon.com naik 2%, membantu perusahaan diskresi konsumen 0,9%, yang terbesar di antara sektor indeks acuan S&P.

Saham L Brands Inc naik 2,5% setelah sebuah laporan pengecer mendekati kesepakatan untuk menjual Victoria's Secret kepada Sycamore Partners.

Baca Juga: Wall Street dibuka terkoreksi, terseret Apple gara-gara wabah virus corona

Di sisi lain, saham Apple Inc tergelincir 0,6%, hambatan terbesar bagi Wall Street, karena analis memperkirakan penjualan ponsel pintar di China akan turun sebanyak 50% pada kuartal pertama karena penutupan toko dan suspensi produksi setelah wabah virus corona.

"Investor diam-diam khawatir tentang dampak negatif yang terlalu besar dari virus corona pada ekonomi global," kata Peter Cardillo, kepala ekonom Spartan Capital Securities di New York.

Korban tewas akibat epidemi telah melampaui SARS pada 2002-2003 dan WHO (World Health Organization) memperingatkan bahwa jumlah kasus virus corona terbaru di luar China bisa jadi "ujung gunung es".

Baca Juga: The Fed mengatakan risiko perlambatan turun, tapi virus corona membayangi ekonomi

Asal tahu, Wall Street tergelincir dari rekor tertinggi pada hari Jumat lalu, tetapi S & P 500 masih membukukan minggu terbaik dalam delapan bulan setelah upaya China untuk membatasi dampak virus.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU

[X]
×