kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45931,36   3,72   0.40%
  • EMAS1.320.000 -0,38%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Wall Street perkasa, indeks S&P 500 dan Dow capai rekor penutupan tertinggi baru


Selasa, 26 Oktober 2021 / 05:55 WIB
Wall Street perkasa, indeks S&P 500 dan Dow capai rekor penutupan tertinggi baru
ILUSTRASI.


Sumber: Reuters | Editor: Anna Suci Perwitasari

KONTAN.CO.ID - NEW YORK. Wall Street ditutup perkasa di awal pekan ini. Tiga indeks utama tampil gemilang setelah mendapat dukungan awal yang kuat untuk musim laporan pendapatan perusahaan Amerika Serikat (AS) dan prospek ekonomi yang membaik.

Senin (25/10), indeks Dow Jones Industrial Average ditutup naik 0,18% menjadi 35.741,15, indeks S&P 500 menguat 0,47% ke 4.566,48 dan indeks Nasdaq Composite bertambah 0,9% menjadi 15.226,71.

Dengan hasil ini, indeks Dow Jones dan S&P kembali mencapai rekor penutupan tertinggi. Sedangkan Nasdaq menguat dengan didukung oleh kenaikan pada saham Tesla dan PayPal usai indeks teknologi berat menguat kurang dari 1% dari rekor penutupan pada 7 September silam.

Pada sesi tersebut, saham Tesla Inc melonjak 12,66% ke level tertinggi barunya di US$ 1.045,02. Alhasil, kapitalisasi pasar Tesla tembus US$ 1 triliun, setelah perusahaan penyewaan mobil Hertz memesan 100.000 mobil Tesla.

Sokongan bagi saham Tesla bertambah usai Morgan Stanley menaikkan target harga sahamnya menjadi US$ 1.200 dari US$ 900 per saham.

Baca Juga: Wall Street menguat pada Senin (25/10) jelang rilis kinerja emiten teknologi

"Tesla, ada banyak obrolan di luar sana hari ini dan Hertz menempatkan pesanan besar telah menciptakan beberapa kegembiraan," kata Tim Ghriskey, Chief Investment Strategist Inverness Counsel di New York.

Tesla, telah menguat dalam sembilan dari 10 sesi perdagangan terakhir dan naik lebih dari 28% untuk bulan ini, memberikan dorongan terbesar bagi indeks S&P 500 dan Nasdaq.

Juga turut membantu mengangkat dua indeks tersebut adalah PayPal Inc, yang naik 2,70% setelah perusahaan pembayaran membatalkan rencana untuk membeli situs pinboard digital Pinterest Inc senilai US$ 45 miliar. Di sisi lain, saham Pinterest malah merosot 12,71%.

Sementara itu, Presiden AS Joe Biden pada hari Senin mengulurkan harapan untuk kesepakatan tentang rencana pengeluaran utamanya sebelum menghadiri pertemuan puncak iklim di Skotlandia. Gedung Putih pun mengatakan, para perunding dari Partai Demokrat mendekati kesepakatan.

Mayoritas dari 11 sektor utama S&P menguat, dengan saham-saham sektor energi dan konsumen berkinerja terbaik, karena nama-nama energi menerima dorongan dari kenaikan lain harga minyak ke level tertinggi multi-tahun karena ketatnya pasokan.

Saham Facebook Inc naik 1,26% jelang rilis kinerja kuartalannya. Kekhawatiran investor bahwa Facebook akan merasakan dampak seperti Snap Inc, di mana pendapatan iklan raksasa media sosial itu dapat menghadapi beban terberat dari perubahan privasi Apple Inc tampaknya bener adanya. Karena, perusahaan media sosial itu memperingatkan aturan tersebut akan membebani bisnis digitalnya pada kuartal keempat ketika melaporkan hasil setelah bel penutupan.

Walau begitu, saham Facebook tetap naik 2,95% dalam perdagangan yang diperpanjang yang cenderung berfluktuasi.

Baca Juga: Melongok prospek saham raksasa teknologi Amerika Serikat

Perusahaan-perusahaan mega cap lainnya yang dijadwalkan untuk melaporkan kinerja pendapatannya di minggu ini termasuk Apple, Microsoft Corp dan induk Google Alphabet Inc.

Menurut data Refinitiv, ada 165 komponen dalam indeks S&P 500 yang diperkirakan akan melaporkan hasil kuartalan. Analis memperkirakan pendapatan di perusahaan indeks S&P 500 tumbuh 34,8% secara tahunan (yoy) untuk kuartal ketiga.

Investor juga menilai bagaimana perusahaan menavigasi kemacetan rantai pasokan, kekurangan tenaga kerja dan tekanan inflasi untuk mempertahankan pertumbuhan. Dari 119 perusahaan di S&P 500 yang telah melaporkan pendapatan hingga Senin pagi, 83,2% telah melampaui ekspektasi analis.

"Kami jelas berada di jantung musim pendapatan di sini, dan itu adalah banyak dari apa yang terjadi dan pendapatan datang lebih baik dari yang diharapkan dan ada ketakutan nyata kami akan melihat beberapa laporan pendapatan yang buruk karena masalah rantai pasokan dan penurunan pendapatan. Namun sejauh ini, masih sangat bagus," kata Ghriskey.

Pada perdagangan awal pekan ini, saham Kimberley-Clark turun 2,20% setelah pembuat popok Huggies memangkas prospek laba 2021 karena inflasi biaya input yang lebih tinggi.

Selanjutnya: Proyeksi BI, ekonomi Indonesia tahun depan bakal tumbuh 4,6%-5,4%

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
EVolution Seminar Supply Chain Management on Sales and Operations Planning (S&OP)

[X]
×