Sumber: Reuters | Editor: Anna Suci Perwitasari
KONTAN.CO.ID - NEW YORK. Wall Street ditutup menguat di akhir pekan karena investor meningkatkan spekulasi bahwa Federal Reserve akan memangkas suku bunga dibulan depan. Namun, ketiga indeks utama mencatat pelemahan di pekan ini, di tengah kekhawatiran atas valuasi teknologi yang tinggi.
Jumat (21/11/2025), indeks Dow Jones Industrial Average ditutup naik 493,15 poin atau 1,08% menjadi 46.245,41, indeks S&P 500 menguat 64,23 poin atau 0,98% ke 6.602,99 dan indeks Nasdaq Composite menguat 195,04 poin atau 0,88% ke 22.273,08.
Pada sesi ini, 11 sektoral pada indeks S&P 500 ditutup menguat.
Namun, ketiga indeks utama masih melemah di pekan ini. Di mana, indeks Dow Jones turun 1,9%, S&P 500 anjlok sekitar 2%, dan Nasdaq ambles 2,7%.
Baca Juga: Wall Street Menghijau setelah Spekulasi Pemangkasan Bunga The Fed Menguat Lagi
Indeks Russell 2000, yang berkapitalisasi kecil, juga turun selama empat minggu berturut-turut, mencatatkan penurunan mingguan terpanjang sejak Maret.
Dengan posisi ini, indeks Nasdaq sudah melemah selama tiga minggu berturut-turut, dan mencatatkan penurunan mingguan terpanjang sejak Maret 2025. Indeks Nasdaq kini sudah turun 7% dari level tertingginya di bulan Oktober.
Selama sesi perdagangan hari ini, saham Nvidia sempat melonjak setelah sumber yang mengetahui masalah ini mengatakan bahwa pemerintahan Trump sedang mempertimbangkan untuk memberikan lampu hijau penjualan chip kecerdasan buatan H200 milik Nvidia ke China.
Tetapi, saham Nvidia ditutup turun 1%, masih jauh dari level terendahnya di sesi tersebut.
Nvidia turun 5,9% selama seminggu meskipun perusahaan terkemuka di bidang AI tersebut pada Rabu malam melaporkan hasil kuartalan yang kuat dan memberikan proyeksi yang kuat.
Presiden The Fed New York, John Williams, anggota Komite Pasar Terbuka Federal (FOMC), mengatakan bahwa bank sentral masih dapat memangkas suku bunga "dalam waktu dekat" tanpa membahayakan target inflasinya.
Hal ini meningkatkan pandangan pasar untuk pemangkasan suku bunga pada pertemuan The Fed bulan Desember, meskipun para pembuat kebijakan lainnya bersikeras bahwa biaya pinjaman harus tetap stabil untuk saat ini.
Pasar kini memperkirakan peluang penurunan suku bunga dari bank sentral pada pertemuan bulan Desember hampir 72%, menurut FedWatch Tool CME, naik dari 39,1% pada sesi sebelumnya.
Baca Juga: Wall Street Menguat Seiring Meningkatnya Spekulasi Pemangkasan Suku Bunga Desember
"Pendorong utama hari ini adalah pergeseran peluang penurunan suku bunga menjelang pertemuan The Fed bulan Desember," kata Ross Mayfield, ahli strategi investasi di Baird di Louisville, Kentucky.
Saham di bursa AS sangat fluktuatif dalam dua sesi terakhir, mencerminkan meningkatnya kecemasan investor atas valuasi yang tinggi di sektor teknologi, rencana belanja AI yang ambisius, dan kekhawatiran tentang apa yang mungkin terjadi pada pertemuan The Fed bulan Desember.
Juga pada hari Jumat, Presiden The Fed Boston, Susan Collins, mengatakan di CNBC bahwa kebijakan "sudah tepat," menunjukkan skeptisisme tentang perlunya penurunan suku bunga lagi.
Pialang global terpecah pendapatnya tentang apakah The Fed akan memangkas suku bunga pada bulan Desember atau mempertahankannya.
Data pada hari Kamis menunjukkan tingkat pengangguran meningkat pada bulan September meskipun perusahaan menambah lebih banyak lapangan kerja daripada yang diperkirakan para ekonom selama bulan tersebut. Laporan tersebut tertunda karena penutupan pemerintah yang panjang.
Baca Juga: IHSG Terkoreksi Tipis ke 8.414, Cek Saham Net Buy Terbesar Asing di Akhir Pekan
Saham Eli Lilly ditutup 1,6% lebih tinggi setelah perusahaan tersebut menjadi perusahaan farmasi pertama yang mencapai kapitalisasi pasar $1 triliun selama sesi perdagangan.
Saham Alphabet ditutup menguat 3,5% pada hari Jumat, sementara Apple naik 2% dan Meta Platforms naik 0,9%.
Selanjutnya: Kode Redeem Genshin Impact Edisi Live Streaming Luna III, Klaim Primogem Gratis
Menarik Dibaca: Promo JSM Hypermart 21-24 November 2025, Anggur Hijau Beli 3 Lebih Hemat
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News













