kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.533.000   0   0,00%
  • USD/IDR 16.180   20,00   0,12%
  • IDX 7.096   112,58   1,61%
  • KOMPAS100 1.062   21,87   2,10%
  • LQ45 836   18,74   2,29%
  • ISSI 214   2,12   1,00%
  • IDX30 427   10,60   2,55%
  • IDXHIDIV20 514   11,54   2,30%
  • IDX80 121   2,56   2,16%
  • IDXV30 125   1,25   1,01%
  • IDXQ30 142   3,33   2,39%

Wall Street mixed di tengah rilis data inflasi AS yang terendah sejak Desember 2008


Selasa, 12 Mei 2020 / 21:05 WIB
Wall Street mixed di tengah rilis data inflasi AS yang terendah sejak Desember 2008
ILUSTRASI. Wall Street bergerak mixed pada awal perdagangan Selasa (12/5).


Reporter: Wahyu Tri Rahmawati | Editor: Wahyu T.Rahmawati

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Wall Street bergerak mixed pada awal perdagangan Selasa (12/5). Indeks harga konsumen yang turun ke level terendah sejak Desember 2008 menjadi salah satu pemberat bursa saham.

Pada pukul 20.53 WIB, Dow Jones Industrial Average menguat 0,12% ke 24.256. Indeks S&P 500 naik 0,19% ke 2.936. Sedangkan Nasdaq Composite melemah 0,51% ke 9.143.

Baca Juga: Indeks sektor keuangan anjlok 2,33% hari ini, tiga saham bank besar dijual asing

Departemen Tenaga Kerja mencatat bahwa indeks harga konsumen bulan April mencapai level terendah sejak Desember 2008. Indeks harga konsumen turun 0,8% bulan lalu setelah turun 0,4% di bulan Maret. Ini adalah penurunan terbesar sejak Great Recession.

Indeks harga konsumen naik 0,3% dalam 12 bulan hingga April 2020 setelah naik 1,5% secara tahunan pada bulan Maret.

Harapan rebound ekonomi dengan pelonggaran lockdown masih menjadi pengungkit pasar saham. Tapi, investor juga mengkhawatirkan adanya gelombang kedua jika aktivitas ekonomi dibuka terlalu cepat.

Baca Juga: Terancamnya kesepakatan dagang AS-China jadi sentimen negatif IHSG pada Rabu (13/5)

"Normalisasi dimulai. Tapi pasar masih mencari definisi normalisasi dan dampaknya terhadap korporasi dan ekonomi," kata Peter Cardillo, chief market economist Spartan Capital Securities kepada Reuters.

China mengumumkan daftar baru pengecualian tarif pada 79 produk Amerika Serikat (AS) termasuk logam tanah jarang, bijih emas, dan bijih perak. Tapi tensi dagang antara AS dan China yang bisa meletup sewaktu-waktu menjadi pemantik tekanan pasar.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective Bedah Tuntas SP2DK dan Pemeriksaan Pajak (Bedah Kasus, Solusi dan Diskusi)

[X]
×