Sumber: Reuters | Editor: Noverius Laoli
KONTAN.CO.ID - NEW YORK. Indeks utama Wall Street, S&P 500 melesat ke rekor tertinggi pada awal perdagangan hari Selasa (28/12) ditopang keyakinan investor akan ekonomi Amerika Serikat.
Investor mengabaikan kekhawatiran atas menyebarnya varian Omicron dan penutupan toko akibat pandemi ini. Wall Street tercatat memperpanjang reli sempat hari sebelumnya kendati disertai dengan volume perdagangan yang tipis.
Melansir Reuters, Pada pukul 09:44 waktu setempat, Indeks Dow Jones Industrial Average naik 114,24 poin, atau 0,31%, ke 36.416,62. Indeks S&P 500 naik 7,62 poin, atau 0,16%, ke 4.798,81, dan Indeks Nasdaq Komposit menguat 3,97 poin, atau 0,03%, menjadi 15.875,23.
Beberapa perusahaan telah mencatat reli baru-baru ini, seperti Tesla Inch menguat 0,8% setelah melonjak hampir 22% dalam empat sesi perdagangan terakhir.
Baca Juga: Wall Street: S&P 500 Ditutup di Rekor Tertinggi, Dow dan Nasdaq Tampil Perkasa
Namun saham Apple merosot 0,4% setelah nyaris menjadi perusahaan AS pertama yang memiliki kapitalisasi pasar sebesar US$ 3 triliun.
Saham Boeing juga meningkat 1,9% karena Indonesia mencabut larangan pengoperasian 737 MAX, setelah tiga tahun kecelakaan salah satu pesawatnya yang menghilangkan 189 jiwa penumpangnya.
Sementara itu, Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit (CDC) pada hari Senin mempersingkat waktu isolasi yang direkomendasikan untuk orang Amerika dengan kasus COVID-19 tanpa gejala menjadi lima hari dari panduan sebelumnya 10 hari.
Baca Juga: Bursa Asia Menguat di Pagi Ini (28/12), Indeks Nikkei 225 Pimpin Penguatan
Pembaruan CDC, bersama dengan persetujuan untuk pil baru dan lebih banyak vaksin untuk memerangi COVID-19, semuanya telah membantu investor mengatasi ribuan pembatalan penerbangan dan Apple Inc menutup tokonya di New York karena kasus yang melonjak, dan menempatkan tiga indeks utama pada kecepatan untuk keuntungan bulanan.
"Perubahan kebijakan ini mengirimkan pesan bahwa itu menjadi lebih seperti flu dan kurang seperti varian yang kita lihat sejak awal ketika kita tidak memiliki perawatan, tidak ada vaksin dan itu jauh lebih mematikan," kata Thomas Hayes, anggota pengelola di Great Hill Ibukota di New York.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News