kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45920,31   -15,20   -1.62%
  • EMAS1.345.000 0,75%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Wall Street menguat tajam, didorong tanda-tanda rebound ekonomi


Kamis, 04 Juni 2020 / 05:50 WIB
Wall Street menguat tajam, didorong tanda-tanda rebound ekonomi


Sumber: Reuters | Editor: Herlina Kartika Dewi

KONTAN.CO.ID - NEW YORK. Wall Street kembali melanjutkan reli dan ditutup menguat pada akhir perdagangan Rabu (3/6). Tanda-tanda pemulihan ekonomi menjadi sentimen pendorong laju Wall Street.

Indeks Dow Jones Industrial Average naik 527,24 poin atau 2,05% ke 26.269,89, S&P 500 naik 42,05 poin atau 1,36% ke 3.122,87 dan Nasdaq Composite naik 74,54 poin atau 0,78% ke 9.682,91.

Indeks Nasdaq mendekati rekor tertinggi. Sektor keuangan, industri dan teknologi mendorong tiga indeks saham utama di Wall Street.

Baca Juga: Wall Street melanjutkan pendakian mendekati level tertinggi

Dari 11 sektor utama dalam S&P 500 ditutup di zona positif, kecuali sektor layanan kesehatan. Sektor industri dan keuangan mencatat persentase kenaikan terbesar.

Nasdaq, S&P 500 dan Dow Jones telah rebound tajam dari level terendah pada Maret akibat lockdown karena virus corona mengejutkan pasar saham. Kini, masing-masing indeks ini sudah naik 1,4%, 7,8% dan 11,1% di atas penutupan tertinggi sepanjang masa pada Februari.

Volume transaksi perdagangan saham di bursa AS mencapai 12,62 miliar saham, dengan rata-rata transaksi sebesar 11,45 miliar saham dalam 20 hari perdagangan terakhir.

"Ada kepercayaan yang tumbuh bahwa ekonomi AS dapat dibuka kembali dengan aman, seperti halnya ekonomi lain seperti China dan Italia telah berhasil dilakukan," kata David Carter, kepala investasi di Lenox Wealth Advisors di New York. 

"Selera risiko untuk saham dibantu optimisme dalam perekonomian, serta investor memiliki beberapa alternatif lain."

Baca Juga: Wall Street menguat, investor fokus pada sinyal rebound ekonomi

Protes nasional atas kematian George Floyd dalam tahanan polisi berlanjut hingga malam kedelapan ketika pengunjuk rasa mengabaikan jam malam, tetapi kekerasan mereda setelah Presiden Donald Trump mengancam akan mengerahkan militer.

Kini, pelaku pasar tengah menanti laporan pekerjaan Mei yang lebih komprehensif dari Departemen Tenaga Kerja AS, dimana angka pengangguran diperkirakan melonjak hingga 19,7%, tertinggi dalam sejarah.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×