kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45892,58   -2,96   -0.33%
  • EMAS1.324.000 -0,68%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Wall Street Menguat Setelah Inflasi AS Sesuai Dengan Perkiraan


Selasa, 12 April 2022 / 21:09 WIB
Wall Street Menguat Setelah Inflasi AS Sesuai Dengan Perkiraan


Reporter: Wahyu Tri Rahmawati | Editor: Wahyu T.Rahmawati

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Wall Street menguat di awal perdagangan hari ini. Pasar saham Amerika Serikat (AS) melesat setelah data inflasi menunjukkan kenaikan yang sejalan dengan perkiraan. Hal ini mengurangi tekanan saham-saham teknologi yang dihantam oleh ekspektasi kenaikan suku bunga yang agresif.

Selasa (13/4) pukul 20.51 WIB, Dow Jones Industrial Average menguat 1% ke 34.649. Indeks S&P 500 naik 0,88% ke 4.451. Sedangkan Nasdaq Composite menguat 1,82% ke 13.651.

Laporan Departemen Tenaga Kerja AS menunjukkan harga konsumen melonjak hingga 8,5% dalam 12 bulan hingga Maret, sedikit lebih tinggi dari perkiraan 8,4% dan dari angka Februari yang sebesar 7,9%. Inflasi inti jauh dari perkiraan di 6,5%. Secara bulanan, inflasi AS meningkat 1,2% di bulan Maret dari 0,8% di bulan Februari.

Baca Juga: Saham Grup Bakrie Mulai Beranjak, Mana yang Paling Menarik?

Patokan imbal hasil Treasury AS 10-tahun turun menjadi 2,71% setelah menyentuh 2,83% pada hari sebelumnya. Ini adalah level tertinggi sejak akhir 2018.

"Pasar naik karena semua orang memperkirakan inflasi akan jauh lebih tinggi dari yang diantisipasi. Dan apa yang sebenarnya kita lihat adalah bahwa CPI inti sedikit lebih rendah dari yang diharapkan," kata Thomas Hayes, Chairman Great Hill Capital di New York kepada Reuters.

Hayes menambahkan bahwa data inflasi ini sangat positif untuk pasar saham dan khususnya untuk saham teknologi.

Saham pertumbuhan kelas kakap seperti Tesla Inc, Meta Platforms Inc, Apple Inc, Amazon.com Inc, Alphabet Inc dan Microsoft Corp naik antara 1,3% dan 2,7% dalam perdagangan premarket.

Baca Juga: IHSG Menguat Tipis pada Selasa (12/4), Net Buy Asing Mencapai Rp 1,51 Triliun

Lonjakan imbal hasil Treasury memicu penurunan pada saham-saham pertumbuhan dalam beberapa pekan terakhir. Nasdaq yang sarat teknologi sekarang tercatat turun 14,3% sejak awal tahun.

Para trader memperkirakan 93,5% kemungkinan kenaikan suku bunga 50 basis poin pada pertemuan bank sentral bulan depan. Angka ini tidak berbeda jauh dari sebelumnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
Accounting Mischief Practical Business Acumen

[X]
×