Sumber: Reuters | Editor: Herlina Kartika Dewi
KONTAN.CO.ID - NEW YORK. Indeks Utama Wall Street dibuka menguat pada perdagangan Senin (20/10/2025), investor bersiap menyambut laporan laba perusahaan-perusahaan besar dan laporan data inflasi AS.
Mengutip Reuters, pada pukul 09.30 Waktu setempat, Dow Jones Industrial Average naik 189,46 poin, atau 0,41%, ke level 46.381,17. S&P 500 naik 38,71 poin, atau 0,58% ke level 6.702,72, sementara Nasdaq Composite naik 180,31 poin, atau 0,80% ke level 22.860,28.
Musim laporan keuangan memasuki fase genting minggu ini, dengan perusahaan-perusahaan besar Wall Street, termasuk Tesla, Ford, GM, Netflix, Procter & Gamble, Coca-Cola, IBM, dan Intel, akan merilis laporan keuangan. Hasil mereka akan menjadi uji ketahanan baru bagi ekuitas yang diperdagangkan mendekati valuasi tinggi.
Bank-bank regional AS juga akan menjadi fokus minggu ini, dengan laporan keuangan yang akan datang memberikan gambaran tentang kesehatan sektor ini. Pasar masih terguncang oleh volatilitas minggu lalu, yang dipicu oleh kekhawatiran baru akan tekanan kredit sistemik di sektor perbankan. Namun, laporan keuangan yang optimis dari beberapa bank regional membantu meredakan kekhawatiran.
Baca Juga: Wall Street Ditutup Menguat Jumat (17/10), Komentar Trump Soal China Jadi Penopang
Perusahaan-perusahaan S&P 500 diperkirakan akan membukukan pertumbuhan pendapatan kuartal ketiga sebesar 9,3% year-on-year, menurut data LSEG IBES. Namun dengan ekspektasi yang tinggi, investor akan mencari saham-saham yang kuat untuk membenarkan reli pasar baru-baru ini.
"Kekhawatiran kredit yang kembali muncul dan kekhawatiran atas kebijakan perdagangan menunjukkan betapa rentannya kondisi pasar," ujar Jordan Rizzuto, kepala investasi di GammaRoad Capital Partners.
Presiden AS Donald Trump memicu ketidakpastian dengan mengisyaratkan kemungkinan pelonggaran tarif jika Beijing melanjutkan pembelian produk pertanian utama seperti kedelai. Namun, ia menyalahkan kegagalan terbaru dalam perundingan tersebut pada pengetatan kendali China atas ekspor tanah jarang, sehingga menimbulkan keraguan akan adanya perbaikan dalam jangka pendek.
Sementara itu, Trump berjanji untuk mempertahankan bea masuk "besar-besaran" terhadap India kecuali negara itu menghentikan impor minyak Rusia. Ia juga akan menaikkan bea masuk terhadap Kolombia di tengah perseteruan mengenai peran negara itu dalam perdagangan narkoba ilegal.
Baca Juga: Wall Street Dibuka Lesu Jumat (17/10), Sektor Perbankan Jadi Sorotan
Sementara itu, shutdown pemerintah AS yang sudah dimulai pada 1 Oktober 2025 menghentikan rilis data ekonomi Utama. Hal ini membuat investor kehilangan indikator krusial dan menavigasi pasar dengan visibilitas terbatas.
Namun, perhatian kini beralih ke laporan harga konsumen yang akan dirilis pada hari Jumat – sebuah pengukur inflasi penting yang dapat menentukan arah menjelang pertemuan kebijakan Federal Reserve pada 28-29 Oktober.
Namun, pembekuan data ketenagakerjaan yang berkelanjutan di tengah shutdown pemerintah berarti para pembuat kebijakan akan memasuki pertemuan tanpa pandangan komprehensif tentang kesehatan ekonomi.
Meskipun inflasi inti bulan September diperkirakan akan stabil di angka 3,1%, pasar bertaruh pada penurunan suku bunga seperempat poin bulan ini, dengan kemungkinan penurunan lagi pada bulan Desember.
"Laporan yang keluar, tidak hanya yang ini, tetapi juga dalam beberapa bulan mendatang, masih belum akan menjawab bagaimana kebijakan perdagangan dalam jangka panjang akan mempengaruhi tekanan inflasi," kata Rizzuto.
Dalam perdagangan pre market, saham Boeing naik 1,3% setelah produsen pesawat tersebut mendapatkan persetujuan dari Badan Penerbangan Federal AS untuk meningkatkan produksi 737 MAX menjadi 42 pesawat per bulan.
Sedangkan saham WeightWatchers naik 7,8% setelah perusahaan bermitra dengan Amazon untuk pengiriman obat penurun berat badan.
Selanjutnya: FedEx Edukasi Pelaku Usaha untuk Hadapi Tekanan Regulasi dan Tarif Global
Menarik Dibaca: Simak Ramalan Zodiak Karier & Keuangan Besok Selasa 21 Oktober 2025
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News