kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45919,51   10,20   1.12%
  • EMAS1.350.000 0,00%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Wall Street Menguat di Hari Kedua, Ditopang Kinerja Emiten


Rabu, 19 Oktober 2022 / 05:24 WIB
Wall Street Menguat di Hari Kedua, Ditopang Kinerja Emiten
ILUSTRASI. Tiga indeks utama Wall Street kompak menguat lagi untuk hari kedua berturut-turut pada Selasa (18/10).


Reporter: Wahyu Tri Rahmawati | Editor: Wahyu T.Rahmawati

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Tiga indeks utama Wall Street kompak menguat lagi untuk hari kedua berturut-turut pada Selasa (18/10). Kinerja keuangan kuartalan yang solid dari Goldman Sachs dan Lockheed Martin mengurangi kekhawatiran musim pendapatan yang lemah.

Pada perdagangan yang ditutup pagi ini, Dow Jones Industrial Average naik 337,98 poin atau 1,12% menjadi 30.523,8. Indeks S&P 500 naik 42,03 poin atau 1,14% menjadi 3.719,98. Nasdaq Composite bertambah 96,60 poin atau 0,9% menjadi 10.772,40.

Harga saham Goldman Sachs Group Inc naik 2,33% setelah melaporkan penurunan laba kuartalan yang lebih kecil dari perkiraan. Kenaikan pendapatan bunga bersih meredam pukulan dari perlambatan perbankan investasi.

Bank investasi yang mereorganisasi bisnisnya menjadi tiga unit ini, menutup laporan keuangan dari perusahaan keuangan besar dengan catatan yang sebagian besar positif. Tapi, beberapa bank menaikkan provisi kerugian pinjaman untuk mengantisipasi masa-masa sulit di masa depan.

Baca Juga: Wall Street Dibuka Naik Selasa (18/10), Terkerek Mood Goldman dan J&J

Harga saham Lockheed Martin melonjak 8,69% setelah produsen senjata ini membukukan pendapatan kuartalan yang lebih kuat dari perkiraan. Lockheed juga mempertahankan pandangan atas pendapatan 2022. Kenaikan harga saham Lockheed membantu mengangkat indeks industri S&P sebagai kinerja terbaik dari 11 sektor utama.

"Bank-banknya bagus, kita akan lihat apakah beberapa bank lain yang lebih sensitif terhadap konsumen, dapatkah mereka melewati kenaikan biaya mereka, apakah mereka berhenti melewatinya, tapi ya orang-orang berharap lebih baik," kata Joe Saluzzi, co-manager perdagangan di Themis Trading di Chatham, New Jersey kepada Reuters.

Saluzzi mengatakan, pasar saham akan mencermati kinerja emiten lebih lanjut. Ini untuk melihat data apakah inflasi turun. Setelah itu, rally pasar mungkin akan berlanjut. 

Analis sekarang memperkirakan pertumbuhan pendapatan kuartalan untuk perusahaan S&P 500 hanya 2,8% dari tahun lalu. Prediksi ini jauh lebih rendah dari peningkatan 11,1% yang diharapkan pada awal Juli, menurut data Refinitiv.

Baca Juga: Nouriel Roubini Ramal Akan Terjadi Krisis Keuangan Besar, Hindari 2 Investasi Ini

Juga memberikan dorongan adalah kenaikan 4,31% pada saham Salesforce Inc setelah laporan media bahwa investor aktivis Starboard Value LP telah mengambil saham di perusahaan perangkat lunak.

Pasar saham secara singkat memangkas kenaikan di akhir sesi setelah laporan bahwa Apple memangkas produksi iPhone 14 Plus hanya beberapa minggu setelah memulai pengiriman. Tapi, saham Apple kembali pulih dan menutup perdagangan dengan kenaikan 0,94%.

Tanda-tanda jalur kenaikan suku bunga agresif Federal Reserve Amerika Serikat (AS) mungkin mulai menghambat pasar tenaga kerja mulai muncul. Microsoft Corp dikabarkan telah memberhentikan hampir 1.000 karyawan pekan ini. Microsoft menjadi perusahaan teknologi AS terbaru yang memangkas pekerjaan atau memperlambat perekrutan di tengah perlambatan ekonomi global.

Baca Juga: IHSG Berpotensi Menguat Lagi pada Rabu (19/10), Saham-saham Ini Bisa Dilirik

Upaya The Fed menormalisasi suku bunga telah membuat banyak investor khawatir bahwa pengetatan moneter agresif dapat memiringkan ekonomi ke dalam resesi dengan membuat kesalahan kebijakan dan menaikkan suku bunga terlalu banyak. Pejabat Fed sebagian besar kompak dalam komentar tentang perlunya bank sentral untuk menekan inflasi.

Sebuah laporan mengatakan lembaga pemeringkat Fitch telah memangkas perkiraan pertumbuhan AS untuk tahun ini dan tahun depan. Fitch juga memperingatkan bahwa kenaikan suku bunga Fed dan inflasi akan mendorong ekonomi ke dalam resesi seperti periode 1990.

Data ekonomi pada hari Selasa menunjukkan sektor manufaktur tetap pada pijakan yang wajar meskipun ada upaya Fed. Tapi, efek kebijakan the Fed tampaknya membebani pasar perumahan secara tajam.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×