kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45923,49   -7,86   -0.84%
  • EMAS1.319.000 -0,08%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Wall Street Melorot, Dibayangi Kenaikan Inflasi dan Potensi Resesi


Sabtu, 01 Oktober 2022 / 05:40 WIB
Wall Street Melorot, Dibayangi Kenaikan Inflasi dan Potensi Resesi


Sumber: Reuters | Editor: Herlina Kartika Dewi

KONTAN.CO.ID - NEW YORK. Wall Street ditutup melorot pada akhir perdagangan September, Jumat (30/9). Indeks utama Wall Street tergelincir setelah perdagangan yang penuh gejolak, dibayangi kenaikan inflasi, suku bunga dan kekhawatiran resesi

Indeks Dow Jones Industrial Averaga turun 500,10 poin atau 1,71% ke 28.725,51, S&P 500 turun 54,85 poin atau 1m51% ke 3.585,62 dan Nasdaq Composite turun 161,89 poin atau 1,51% ke 10,575,62.

Dari 11 sektor utama S&P 500, real estat menjadi satu-satunya sektor yang naik, sementara teknologi utilitas menderita persentase kerugian terbesar.

Baca Juga: Wall Street Anjlok: S&P 500 dan Nasdaq Ditutup Melemah Lebih dari 2%

Saham Apple Inc, Microsoft Corp, Amazon.com dan Nike mencatat penurunan terberat.

Volume perdagangan di bursa AS mencapai 12,44 miliar saham, dengan rata-rata 11,45 miliar dalam 20 hari perdagangan terakhir.

S&P dan Dow Jones mencatat penurunan mingguan ketiga berturut-turut, dan ketiga indeks membukukan kerugian bulanan kedua berturut-turut.

Dalam sembilan bulan pertama tahun 2022, Wall Street mengalami penurunan tiga kuartal berturut-turut, penurunan beruntun terpanjang untuk S&P dan Nasdaq sejak 2008 dan penurunan kuartalan terpanjang Dow dalam tujuh tahun.

"Ini adalah hari buruk lainnya untuk mengakhiri kuartal yang buruk di tahun yang tampak sangat buruk," kata Ryan Detrick, kepala strategi pasar di Carson Group di Omaha, Nebraska seperti dikutip Reuters. 

"Investor akan melihat ke belakang dan menyadari ini adalah tahun dimana Fed menarik total 180 pandangan mereka tentang inflasi dan dengan cepat berubah menjadi sangat hawkish."

Federal Reserve telah mengguncang pasar dengan terlibat dalam serangkaian kenaikan suku bunga tanpa henti dalam beberapa dekade untuk mengendalikan inflasi yang sangat tinggi. Ini membuat banyak pelaku pasar mencermati data ekonomi utama untuk melihat tanda-tanda resesi.

"Kesadaran bahwa The Fed melakukan apa pun yang mereka bisa untuk memerangi inflasi tinggi dalam 40 tahun membuat investor khawatir mereka akan mendorong ekonomi ke tepi dan ke dalam resesi," tambah Detrick.

Baca Juga: Wall Street Terjun Bebas, Indeks S&P 500 Sentuh Posisi Terendah dalam 2 Tahun

Laporan pengeluaran konsumsi pribadi (PCE) Departemen Perdagangan tidak banyak membantu meredakan ketakutan itu, menunjukkan bahwa sementara konsumen terus berbelanja, harga yang mereka bayar telah meningkat, melambung lebih jauh di luar target inflasi Fed dan memastikan kebijakan moneter hawkish bank sentral akan berlanjut lebih lama dari yang diharapkan investor.

Kekhawatiran resesi juga bergema melalui peringatan mengerikan dari Nike Inc dan operator pelayaran Carnival Corp, keduanya mengutip tekanan margin terkait inflasi.

Saham kedua perusahaan itu anjlok masing-masing 12,8% dan 23,3%.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
EVolution Seminar Supply Chain Management on Sales and Operations Planning (S&OP)

[X]
×