kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45919,51   10,20   1.12%
  • EMAS1.350.000 0,00%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Wall Street melonjak meski ekonomi AS kontraksi 4,8%


Kamis, 30 April 2020 / 06:05 WIB
Wall Street melonjak meski ekonomi AS kontraksi 4,8%
ILUSTRASI. Wall Street melonjak hingga akhir perdagangan hari Rabu (29/4) akibat ekspektasi obat Covid-19 yang efektif.


Reporter: Wahyu Tri Rahmawati | Editor: Wahyu T.Rahmawati

Belanja konsumen yang mengontribusi lebih dari dua pertiga ekonomi AS merosot 7,6% di kuartal pertama. Ini adalah penurunan terbesar sejak kuartal kedua 1980. Kuartal keempat lalu, belanja konsumen masih naik 1,8%. Sementara tingkat simpanan naik menjadi 9,6% dari sebelumnya 7,6%.

Impor AS merosot 15,3% yang merupakan penurunan terbesar sejak kuartal kedua 2009. Alhasil, defisit perdagangan AS mengecil. Investasi bisnis pun merosot 8,6%, penurunan paling dalam juga sejak kuartal kedua 2009. Ini menandai penurunan investasi kuartalan keempat berturut-turut. 

"Efek krisis dan potensi perubahan struktural jangka panjang berarti output yang turun di kuartal pertama dan kedua tidak akan pulih sepenuhnya hingga akhir 2022," kata James Knightley, chief international economist ING kepada Reuters.

Baca Juga: Kabar baik, hasil uji coba obat remdesivir tunjukkan efek signifikan obati corona

Sementara Federal Reserve mempertahankan kebijakan suku bunga 0%-0,25% pada akhir rapat kemarin. Gubernur The Fed Jerome Powell menegaskan akan menggunakan seluruh perangkat kebijakan untuk menopang ekonomi yang sekarang dianggap cukup berisiko dalam jangka menengah, sekitar satu tahun atau lebih.

Pernyataan kebijakan Federal Open Market Committee (FOMC) menunjukkan bahwa permintaan yang melemah dan harga minyak yang merosot menyebabkan inflasi konsumen turun. Disrupsi aktivitas ekonomi di dalam dan luar negeri sangat mempengaruhi kondisi finansial dan mengganggu aliran kredit ke rumah tangga dan bisnis AS. "Krisis kesehatan akan menekan aktivitas ekonomi, ketenagakerjaan, dan inflasi di jangka pendek, serta menimbulkan risiko yang cukup besar bagi outlook ekonomi dalam jangka menengah," ungkap FOMC dalam pernyataan.

Baca Juga: Bursa Asia menguat, investor menunggu hasil rapat The Fed hari ini

"Komen penting FOMC adalah kekhawatiran penurunan outlook ekonomi dalam jangka menengah sehingga ini menunjukkan bahwa bank sentral akan tetap memegang kebijakan akomodatif untuk beberapa tahun ke depan," kata Guy LeBas, chief fixed income strategist Janney Montgomery Scott kepada Reuters.

Kongres AS telah menyetujui paket fiskal sekitar US$ 3 triliun. Sedangkan The Fed akan melanjutkan pembelian obligasi negara AS, US Treasury serta efek beragun properti residensial dan komersial, serta menyediakan operasi repo.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×