Reporter: Wahyu Tri Rahmawati | Editor: Wahyu T.Rahmawati
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Wall Street turun di awal pekan ini. Indeks saham AS dibuka lebih rendah pada hari Senin karena harga minyak naik dan investor menimbang perkembangan di sekitar konflik Rusia-Ukraina. Sedangkan harga saham Boeing jatuh setelah jet 737-800 jatuh di China.
Senin (21/3) pukul 21.30 WIB, Dow Jones Industrial Average turun 0,56% ke 34.561. Indeks S&P 500 melemah 0,28% ke 4.450. Sedangkan Nasdaq Composite melorot 1,18% ke 13.730.
Harga saham Boeing turun 6,4% dalam perdagangan premarket setelah jet penumpang China Eastern Airlines dengan 132 orang di dalamnya jatuh di pegunungan China selatan dalam penerbangan domestik menyusul turun tiba-tiba dari ketinggian jelajah.
Baca Juga: IHSG Berpotensi Melanjutkan Koreksi pada Selasa (22/3)
"Yang ditakuti orang adalah bahwa ini akan menjadi pengulangan lain dari apa yang terjadi beberapa tahun yang lalu. Saya pikir kita sudah melewatinya. Tapi terlalu dini untuk berspekulasi tentang apa yang terjadi," kata Robert Pavlik, manajer portofolio senior di Dakota Wealth Management di Fairfield, Connecticut kepada Reuters.
Harga saham China Eastern Airlines yang terdaftar di AS merosot sekitar 12%. Saham pembuat mesin General Electric Co tergelincir 2,2%.
Saham energi melambung mengikuti kenaikan harga minyak mentah Brent di atas US$ 111 per barel. Penyebabnya, negara-negara Uni Eropa mempertimbangkan untuk bergabung dengan AS dalam embargo minyak Rusia.
Baca Juga: IHSG Bisa Rebound pada Selasa (22/3), Tetap Waspada Tekanan Eksternal
Pasar saham di seluruh dunia dibuka minggu ini penuh tekanan karena pertempuran berkecamuk di Ukraina. Rusia mengatakan, pembicaraan damai belum menghasilkan terobosan besar.
Harapan kesepakatan damai pekan lalu serta kenaikan suku bunga yang diperkirakan secara luas oleh Federal Reserve menyebabkan tiga indeks utama Wall Street mencatat kenaikan dengan persentase mingguan terbesar sejak awal November 2020.
"Hari ini benar-benar hanya semacam pengolahan dari apa yang terjadi minggu lalu dan pasar mencoba mencari tahu apakah rebound ini bertahan atau tidak," kata Pavlik.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News