Reporter: Wahyu Tri Rahmawati | Editor: Wahyu T.Rahmawati
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Wall Street melejit pada perdagangan pertengahan pekan ini. Rabu (4/9), Dow Jones Industrial Average menguat 0,91% ke 26.355,47 pada penutupan perdagangan bursa.
Indeks S&P 500 pun melaju 1,908% ke 2.937,78. Nasdaq Composite menguat hingga 1,30% ke 7.976,88.
Perbaikan tensi politik di Hong Kong, data ekonomi China serta persetujuan parlemen Inggris untuk menunda Brexit menjadi sentimen positif yang menyokong kenaikan bursa saham pada perdagangan kemarin.
Baca Juga: Setelah didera aksi protes berbulan-bulan, Hong Kong akhirnya cabut UU Ekstradisi
Pemimpin Hong Kong Carrie Lam menarik RUU ekstradisi yang memicu demonstrasi berbulan-bulan di kota bekas jajahan Inggris ini. "Ada kelegaan karena tensi Hong Kong mereda. Ini disertai dengan tidak adanya kabar buruk menyebabkan pasar menguat," kata Brian Battle, director of trading Performance Trust Capital Partners kepada Reuters.
Rabu sore waktu London, parlemen Inggris menggelar pemungutan suara untuk menyetujui aturan yang didesain untuk mencegah Perdana Menteri Boris Johnson cabut dari Uni Eropa tanpa kesepakatan. "Apapun yang bisa mencegah hard Brexit akan positif bagi pasar saham," kata Chris Zaccarelli, chief investment officer Independent Advisor Alliance.
Bursa makin meriah setelah China melaporkan aktivitas sektor jasa yang naik dalam laju tertinggi tiga bulan terakhir pada Agustus. Data sektor jasa ini sedikit melegakan di tengah penurunan sektor manufaktur.
Kabar positif global ini sedikit meredakan pesimisme pertumbuhan ekonomi yang melambat dan perang dagang Amerika Serikat (AS) dan China yang masih berkecamuk.
Baca Juga: Perang dagang memukul ekonomi AS, kurs rupiah pun menguat hari ini
Presiden Federal Reserve New York, John Williams mengatakan bahwa ekonomi AS tampaknya berada dalam kondisi baik. Tapi, dia menambahkan bahwa bank sentral siap bertindak sesuai kebutuhan untuk menghindari penurunan.
Beige Book The Fed yang dirilis kemarin menunjukkan bahwa ekonomi AS tumbuh dalam laju moderat beberapa pekan belakangan. Sektor manufaktur tertekan perlambatan ekonomi global di tengah daya beli konsumen yang menunjukkan sinyal bervariasi.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News