Reporter: Wahyu Tri Rahmawati | Editor: Wahyu T.Rahmawati
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Indeks utama Wall Street naik pada hari Kamis (21/7) terkerek oleh reli sore hari dan keuntungan di saham pertumbuhan kelas berat, termasuk Tesla.
Nasdaq Composite yang padat teknologi melesat bertambah 161,96 poin atau 1,36% menjadi 12.059,61 dan memimpin kenaikan. Sementara S&P 500 ditutup pada level tertinggi sejak 9 Juni setelah naik 39,05 poin atau 0,99% menjadi 3.998,95.. Dow Jones Industrial Average naik 162,06 poin atau 0,51% menjadi 32.036,9.
Saham Tesla melonjak 9,8% setelah produsen kendaraan listrik pada Rabu malam melaporkan hasil kuartalan yang lebih baik daripada perkiraan. Kenaikan harga saham Tesla membantu mengimbangi penurunan saham telekomunikasi dan energi.
Harga saham AT&T Inc jatuh, mengirim saham telekomunikasi turun setelah operator nirkabel tersebut memangkas perkiraan arus kasnya dengan mengatakan beberapa pelanggan menunda pembayaran tagihan. Saham energi tergelincir karena harga minyak mentah yang lemah.
Baca Juga: Suku Bunga BI Tetap 3,50%, Saham-Saham Ini Bisa Dicermati
"Gambaran pendapatan mungkin sedikit lebih baik daripada yang dikhawatirkan investor. Investor berpikir bahwa terutama sektor teknologi telah turun terlalu jauh dan mungkin ada beberapa peluang valuasi,” kata J. Bryant Evans, penasihat investasi dan manajer portofolio di Cozad Asset Management kepada Reuters.
Harga saham Amazon dan Apple masing-masing naik 1,5%. Kedua perusahaan akan melaporkan pendapatan mereka pada 28 Juli.
Sembilan dari 11 sektor utama S&P 500 ditutup di wilayah positif. Sektor konsumen, perawatan kesehatan, dan teknologi informasi membukukan kenaikan terbesar masing-masing bertambah lebih dari 1%.
Penurunan harga minyak memukul sektor energi S&P 500 yang jatuh 1,7% dan memimpin penurunan di seluruh sektor.
Pelaku pasar terus menunggu dengan cemas untuk pertemuan Federal Reserve Amerika Serikat (AS) minggu depan. Bank sentral diperkirakan akan menaikkan suku bunga sebesar 75 basis poin untuk mengekang inflasi yang tidak terkendali.
Bergabung dengan rekan-rekan globalnya, Bank Sentral Eropa memberikan kenaikan suku bunga 50 basis poin untuk menjinakkan inflasi dalam kenaikan suku bunga pertama sejak 2011.
Baca Juga: IHSG Terkoreksi Tipis, Saham-saham Ini Banyak Dilego Asing pada Kamis (21/7)
Keputusan suku bunga Fed minggu depan akan diikuti oleh data produk domestik bruto AS kuartal kedua, yang kemungkinan akan negatif lagi. Dengan dua kali pertumbuhan PDB minus, artinya AS berada dalam resesi.
Data terbaru menunjukkan, jumlah orang AS yang mendaftar untuk tunjangan pengangguran naik ke level tertinggi dalam delapan bulan. Data ini memicu kekhawatiran resesi lebih lanjut.
“Konsumen baru mulai bereaksi terhadap lebih dana yang lebih sedikit di kantong mereka, baik dari penurunan pasar kerja secara keseluruhan atau dari kenaikan suku bunga dan inflasi,” ujar Evans.
Evans menambahkan bahwa musim laporan keuangan yang kuat mencerminkan kekuatan konsumen di masa lalu. Sedangkan banyak penurunan yang lebih luas selama beberapa bulan terakhir telah menyebabkan perlambatan ekonomi yang lebih luas yang pada akhirnya akan mempengaruhi konsumen.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News