kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45908,08   6,68   0.74%
  • EMAS1.354.000 1,65%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Wall Street kembali mencetak rekor tertinggi mendekati tutup tahun 2020


Selasa, 29 Desember 2020 / 21:55 WIB
Wall Street kembali mencetak rekor tertinggi mendekati tutup tahun 2020
ILUSTRASI. Wall Street kembali menguji level tertinggi baru mendekati akhir tahun 2020. Harapan bantuan fiskal AS menjadi penyulut lonjakan pasar saham.


Reporter: Wahyu Tri Rahmawati | Editor: Wahyu T.Rahmawati

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Wall Street kembali menguji level tertinggi baru mendekati akhir tahun 2020. Harapan bantuan fiskal Amerika Serikat (AS) menjadi penyulut lonjakan pasar saham jelang tutup tahun.

Pada Selasa (29/12) pukul 21.47 WIB, Dow Jones Industrial Average menguat 0,43% ke 30.532. Nasdaq Composite menguat 0,35% ke 12.943. Sedangkan S&P 500 menguat 0,54% ke 3.755.

Investor bertaruh bahwa bantuan fiskal akan mempercepat pemulihan ekonomi yang didorong oleh vaksin. Inilah yang mengangkat indeks utama Wall Street di hari-hari terakhir tahun ini.

Presiden AS Donald Trump menandatangani bantuan fiskal US$ 2,3 triliun yang telah lama ditunggu-tunggu, memulihkan tunjangan pengangguran, dan mencegah penutupan pemerintah federal. Alhasil tiga indeks utama terus melaju ke level tertinggi sepanjang masa, dipimpin oleh saham yang dilanda pandemi.

Baca Juga: Ekonomi diprediksi membaik tahun depan, saham-saham ini bisa jadi pilihan

Sebuah proposal untuk meningkatkan bantuan tunai COVID-19 menjadi US$ 2.000 dari US$ 600 berada di hadapan Senat yang dikendalikan Partai Republik. Rencana bantuan yang mirip dengan bantuan langsut tunai ini menghadapi jalan yang jauh lebih sulit untuk disetujui. Dewan Perwakilan Rakyat AS yang dipimpin Demokrat telah menyetujui proposal tersebut pada hari Senin (28/12).

Sementara itu, lebih dari 2 juta orang Amerika telah diinokulasi, membantu investor mengabaikan lonjakan infeksi yang mencapai 19 juta. California, hot spot virus utama AS, kemungkinan akan memperpanjang penerapan tinggal di rumah yang ketat. "Pasar melihat stimulus tambahan sebagai cara untuk melewati setidaknya jangka pendek dengan uang yang dialihkan ke tangan individu," kata Robert Pavlik, manajer portofolio senior di Dakota Wealth di Fairfield, Connecticut kepada Reuters.

"Fokusnya adalah bahwa orang kemungkinan besar akan membelanjakan (uang) itu, yang akan membantu kemajuan ekonomi," ujar dia. Stimulus fiskal dan moneter ultra jumbo yang belum pernah terjadi sebelumnya serta data vaksin positif telah membantu S&P 500 pulih dari kejatuhan akibat virus pada bulan Maret.

Baca Juga: Menebak arah IHSG di hari terakhir perdagangan 2020

Indeks acuan berpotensi mencatat kinerja terbaik kuartal keempat sejak 2011. Investor kembali ke saham yang sensitif terhadap pergerakan ekonomi dari sebelumnya penempatan di saham-saham yang diuntungkan work from home.

Meski indeks utama mencetak rekor lagi, volume transaksi diperkirakan menipis dalam pekan terakhir tahun 2020. Kekhawatiran atas mutasi virus corona dan pelimpahan Senat AS yang akan datang di Georgia menjadi kekhawatiran jangka pendek.

Baca Juga: Kebijakan moneter longgar memompa likuiditas dan mengangkat obligasi

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
Success in B2B Selling Omzet Meningkat dengan Digital Marketing #BisnisJangkaPanjang, #TanpaCoding, #PraktekLangsung

[X]
×