Sumber: CNBC | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie
NEW YORK. Saham-saham yang diperdagangkan di bursa AS ditutup variatif tadi malam, Rabu (5/7). Mengutip data yang dihimpun CNBC, pada pukul 16.00 waktu New York, indeks Dow Jones Industrial Average turun tipis 0,01% menjadi 21.478,17. Saham Intel menduduki posisi top gainers. Sedangkan saham Nike menjadi saham dengan penurunan terdalam.
Adapun indeks S&P 500 naik 0,15% menjadi 2.432,54. Sektor teknologi informasi memimpin kenaikan di antara empat sektor lainnya. Sektor energi mencatatkan penurunan terdalam semalam.
Indeks Nasdaq berhasil naik 0,67% menjadi 6.150,86.
Dalam setiap delapan saham yang naik, terdapat lima saham yang melorot di New York Stock Echange. Volume transaksi perdagangan tadi malam melibatkan 886,10 juta saham dan volume transaksi gabungan mencapai 6,57 miliar saham.
Jika dilihat, sektor teknologi berhasil menjadi sektor dengan performa terbaik di sepanjang tahun ini. Namun, dalam sebulan terakhir, sudah terjadi penurunan sebesar 5% pada sektor ini.
"Sektor teknologi sudah menjadi sektor dengan performa yang positif dalam waktu yang cukup lama. Sehingga, bukan hal yang mengejutkan jika terjadi pelemahan saat ini dan ke depannya," jelas Randy Frederick, vice president of trading and derivatives Charles Schwab.
Dia menambahkan, saat ini pelaku pasar juga sudah memprediksi akan ada kenaikan suku bunga acuan oleh The Fed. "Makanya, kita melihat adanya perpindahan dana ke sektor finansial," tambahnya.
Selain itu, Dow Jones ditutup sideways. Indeks 30 saham itu tampak enggan bergerak setelah The Fed merilis hasil notulensi rapat dari pertemuan Juni.
Hasil notulensi rapat menunjukkan, para petinggi The Fed mengindikasikan akan terus menaikkan suku bunga acuan meskipun tingkat inflasi tampak stagnan. The Fed berpendapat, kondisi inflasi sifatnya hanya sementara dan akan terus naik ke level 2% dalam jangka panjang. The Fed juga meyakini bahwa normalisasi neraca keuangan The Fed senilai US$ 4,5 triliun bisa dilakukan dengan dampak terbatas bagi pasar finansial.
"Kekecewaan terbesar adalah saat The Fed tidak memberikan petunjuk apapun kapan normalisasi neraca keuangan akan dimulai. Masih ada kemungkinan hal itu dilakukan pada September, tapi sepertinya hal itu akan ditunda hingga akhir tahun," kata Ryan Detrick, senior market strategist LPL Financial.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News