Sumber: Reuters | Editor: Yudho Winarto
KONTAN.CO.ID - Tiga indeks utama Wall Street ditutup melemah pada Jumat (7/2), setelah Presiden Donald Trump mengumumkan rencana untuk memberlakukan tarif balasan terhadap banyak negara pekan depan.
Pernyataan ini datang setelah rilis data ketenagakerjaan dan sentimen konsumen yang lebih lemah dari perkiraan.
Baca Juga: Wall Street Memerah Jumat (7/2), Terseret Ekspektasi Sikap Hati-hati The Fed
Trump tidak menyebutkan negara mana yang akan terkena tarif tersebut, tetapi ia mengisyaratkan bahwa langkah ini akan mencakup banyak pihak dan berpotensi membantu mengatasi defisit anggaran AS.
Melansir Reuters, Indeks Dow Jones Industrial Average turun 444,23 poin (0,99%) ke 44.303,40, S&P 500 melemah 57,58 poin (0,95%) ke 6.025,99, dan Nasdaq Composite merosot 268,59 poin (1,36%) ke 19.523,40.
Ketiga indeks utama mencatatkan pelemahan sepanjang pekan, dengan Dow mengakhiri tiga pekan berturut-turut kenaikan dan turun 0,54%. S&P 500 turun 0,24%, sedangkan Nasdaq melemah 0,53%.
Semua 11 sektor dalam S&P 500 ditutup lebih rendah pada Jumat, dengan sektor consumer discretionary mencatat penurunan terbesar sekitar 2,5%.
Baca Juga: Wall Street Dibuka Datar Jumat (7/2), Setelah Rilis Data Ketenagakerjaan AS
"Hari ini, pasar awalnya terpengaruh oleh laporan ketenagakerjaan, tetapi fokus langsung bergeser begitu pembicaraan soal tarif kembali mencuat," kata Mark Hackett, kepala strategi pasar di Nationwide.
Pasar saham AS mengalami awal pekan yang buruk setelah Trump mengumumkan tarif perdagangan luas pada akhir pekan.
Namun, pada Senin, tarif terhadap barang dari Meksiko dan Kanada ditangguhkan selama satu bulan, memberikan sedikit kelegaan.
Kinerja keuangan perusahaan yang kuat dalam beberapa hari terakhir sempat menutupi awal pekan yang lemah.
Di sisi lain, survei menunjukkan bahwa sentimen konsumen AS pada Februari turun ke level terendah dalam tujuh bulan, sementara ekspektasi inflasi melonjak.
Baca Juga: Saham Meta Cetak Rekor Kenaikan, Tambah Nilai Pasar US$ 235 Miliar
Konsumen memperkirakan inflasi mencapai 4,3% dalam setahun ke depan—level tertinggi sejak November 2023.
Laporan lain menunjukkan bahwa pertumbuhan lapangan kerja AS melambat lebih dari perkiraan pada Januari setelah dua bulan sebelumnya mencatatkan kenaikan yang solid.
Namun, tingkat pengangguran yang tetap di 4% kemungkinan akan memberi alasan bagi Federal Reserve (The Fed) untuk menunda pemangkasan suku bunga setidaknya hingga Juni.
Laporan ketenagakerjaan terakhir di bawah pemerintahan mantan Presiden Joe Biden juga menunjukkan bahwa 598.000 lebih sedikit lapangan kerja diciptakan dalam 12 bulan hingga Maret dibandingkan perkiraan sebelumnya.
Meski demikian, revisi akhir angka payroll ini lebih kecil dibandingkan pemangkasan 818.000 pekerjaan yang diperkirakan pada Agustus lalu.
Pergerakan Saham Utama
Saham Uber melonjak 6,6% setelah manajer hedge fund miliarder Bill Ackman mengungkapkan kepemilikan saham besar di perusahaan tersebut.
Saham Amazon.com turun 4,1% akibat pelemahan unit komputasi awannya, Amazon Web Services, serta proyeksi pendapatan dan laba kuartal pertama yang lebih rendah dari perkiraan.
Indeks Cboe Volatility Index (VIX), yang dikenal sebagai tolok ukur ketakutan Wall Street, naik 6,6% pada Jumat ke level 16,3.
Para pedagang kontrak berjangka suku bunga kini memperkirakan The Fed hanya akan memangkas suku bunga satu kali tahun ini, mengurangi ekspektasi sebelumnya yang memperkirakan dua kali pemangkasan mulai Juni.
Selanjutnya: 6 Tips yang Bisa Diterapkan Agar Pernikahan Terhindari dari Perceraian
Menarik Dibaca: Bingung Pilih Samsung S25 Ultra atau iPhone 16 Pro Max? Simak Perbandingannya
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News