kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.543.000   4.000   0,26%
  • USD/IDR 15.755   0,00   0,00%
  • IDX 7.492   12,43   0,17%
  • KOMPAS100 1.159   4,94   0,43%
  • LQ45 920   6,72   0,74%
  • ISSI 226   -0,39   -0,17%
  • IDX30 475   4,06   0,86%
  • IDXHIDIV20 573   5,12   0,90%
  • IDX80 133   0,95   0,72%
  • IDXV30 141   1,37   0,98%
  • IDXQ30 158   1,02   0,65%

Wall Street Dibuka Lebih Tinggi Jumat (27/9), Setelah Laporan Inflasi yang Lemah


Jumat, 27 September 2024 / 20:53 WIB
Wall Street Dibuka Lebih Tinggi Jumat (27/9), Setelah Laporan Inflasi yang Lemah
ILUSTRASI. Traders work on the floor at the New York Stock Exchange (NYSE) in New York City, U.S., September 19, 2024. REUTERS/Brendan McDermid


Sumber: Reuters | Editor: Yudho Winarto

KONTAN.CO.ID - Indeks saham utama di Wall Street dibuka lebih tinggi pada hari Jumat (27/9), dengan S&P 500 mendekati rekor tertinggi.

Hal ini terjadi setelah data inflasi yang lebih lemah dari perkiraan meningkatkan ekspektasi bahwa The Fed dapat fokus pada pemulihan pasar tenaga kerja dan melanjutkan pemotongan suku bunga.

Melansir Reuters, indeks Dow Jones Industrial Average naik 52,8 poin, atau 0,13%, di awal perdagangan menjadi 42.227,95.

S&P 500 naik 10 poin, atau 0,17%, menjadi 5.755,36 dan Nasdaq Composite naik 38,5 poin, atau 0,21%, menjadi 18.228,778.

Baca Juga: Wall Street Naik, S&P 500 Cetak Rekor Ditopang Data Ekonomi AS yang Kuat

Wall Street memang diperkirakan akan dibuka sedikit lebih tinggi pada hari Jumat setelah data inflasi memperkuat narasi bahwa tekanan harga mulai mereda.

Hal ini meningkatkan ekspektasi bahwa langkah The Fed berikutnya mungkin pemotongan suku bunga yang lebih besar.

Laporan dari Departemen Perdagangan AS menunjukkan indeks Personal Consumption Expenditure (PCE), yang merupakan ukuran inflasi pilihan The Fed, naik 2,2% pada Agustus dibandingkan estimasi 2,3%. Secara bulanan, indeks ini naik 0,1%.

Peluang The Fed untuk memangkas suku bunga sebesar 50 basis poin pada pertemuan November diperkirakan mencapai sekitar 53%, dibandingkan dengan 50% sebelum data inflasi dirilis.

Baca Juga: 10 Langkah Agar Terhindar dari Kebangkrutan Menurut Warren Buffett, Sudah Teruji

Peluang pemotongan suku bunga 25 basis poin diperkirakan sebesar 47%, menurut FedWatch Tool dari CME Group.

Saham-saham teknologi yang sensitif terhadap suku bunga mengalami pergerakan campuran dalam perdagangan sebelum pasar dibuka. Seiring dengan penurunan imbal hasil obligasi Treasury jangka pendek.

Saham Tesla naik 1%, Alphabet menguat 0,3%, dan Nvidia dan Amazon.com cenderung stabil.

"Senang rasanya melihat inflasi bergerak ke arah yang benar dan semoga terus berlanjut," kata Joe Saluzzi, kepala perdagangan ekuitas di Themis Trading.

"Tidak masalah apakah akan memangkas 50 basis poin atau 25 basis poin. Yang penting adalah, apakah mereka akan terus memangkas suku bunga dalam tahun depan?"

Baca Juga: Ini Daftar 5 Bank Sentral yang Memangkas Suku Bunga pada September

Dengan inflasi yang bergerak mendekati target 2% dari Fed, bank sentral memiliki ruang untuk memulai siklus pelonggaran kebijakan dengan pemotongan suku bunga 50 basis poin minggu lalu.

Fokus mereka sekarang akan beralih untuk memastikan tingkat pengangguran tidak melonjak, dengan serangkaian laporan pekerjaan yang akan dirilis minggu depan.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News


Survei KG Media

TERBARU
Kontan Academy
Advokasi Kebijakan Publik di Era Digital (Teori dan Praktek) Mengenal Pentingnya Sustainability Reporting

[X]
×