kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45920,31   -15,20   -1.62%
  • EMAS1.347.000 0,15%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Wall Street berseri karena optimisme sektor ritel, Dow naik lebih dari 100 poin


Selasa, 16 November 2021 / 22:52 WIB
Wall Street berseri karena optimisme sektor ritel, Dow naik lebih dari 100 poin
ILUSTRASI. Wall Street


Reporter: Yudho Winarto | Editor: Yudho Winarto

KONTAN.CO.ID - SAHAM konsumen mendorong S&P 500 dan Dow lebih tinggi pada perdagangan Selasa (16/11). Menyusul Walmart memperkirakan hasil kuartal liburan yang kuat dan penjualan ritel bulanan yang mengalahkan ekspektasi sebelumnya.

Melansir Reuters pukul 10:01 pagi waktu setempat, Dow Jones Industrial Average naik 171,63 poin atau 0,48% pada 36.259,08 dan S&P 500 naik 14,42 poin atau 0,31% pada 4.697,22. Sedangkan, Nasdaq Composite naik 31,58 poin atau 0,20% menjadi 15.885,42.

Data ekonomi terbaru, penjualan ritel Amerika Serikat (AS) naik pada Oktober karena orang telah memulai belanja liburan lebih awal untuk menghindari rak kosong di tengah kekhawatiran rantai pasokan, memberikan dorongan ekonomi pada awal kuartal keempat.

Sektor diskresioner konsumen S&P naik 0,9% dan berada di antara kinerja terbaik pada awal perdagangan.

Walmart menaikkan perkiraan penjualan dan laba tahunannya. Tetapi sahamnya turun 1,9% karena kesengsaraan rantai pasokan mencapai margin kuartal ketiga.

Saham peritel Home Depot Inc melonjak 4% ke rekor tertinggi setelah mengalahkan perkiraan penjualan toko yang sama secara triwulanan.

"Sangat jelas bahwa inflasi tidak menghalangi konsumen... ini dapat berfungsi sebagai mosi percaya yang menandakan bahwa ekonomi masih berjalan dengan baik," kata Mike Loewengart, managing director, investment strategy at E*TRADE Financial.

Baca Juga: IHSG diprediksi akan mempertahankan arah penguatan pada Rabu (16/11)

Data ritel positif membantu investor melihat komentar masa lalu dari anggota Federal Reserve James Bullard, yang menyerukan sikap yang lebih hawkish oleh bank sentral dalam menanggapi kenaikan inflasi.

"Jika Fed menurunkan pembelian mereka maka itu akan menciptakan potensi kenaikan suku bunga lebih cepat dari pertengahan tahun depan tetapi data hari ini tidak condong ke arah itu," kata Randy Frederick, direktur pelaksana perdagangan dan derivatif di Charles Schwab.

Investor juga resah atas pilihan Presiden Joe Biden untuk kursi Federal Reserve karena masa jabatan Ketua Jerome Powell akan berakhir pada Februari 2022.

Asal tahu, Wall Street telah diperdagangkan datar selama beberapa hari terakhir di tengah kekhawatiran atas kenaikan inflasi dan prospek perlambatan pertumbuhan ekonomi.

Namun, survei Bank of America menunjukkan investor tertarik untuk mengakhiri 2021 dalam suasana risk-on.

Saham Nvidia turun 0,4% setelah Inggris memerintahkan penyelidikan mendalam atas rencana akuisisi senilai lebih US$50 miliar atas perancang chip Arm.

Kenaikan indeks acuan Nasdaq juga tertahan oleh kerugian perusahaan teknologi besar.

Saham China yang terdaftar di AS dan sektor lain yang terpapar China naik karena optimisme atas pembicaraan antara Presiden Joe Biden dan pemimpin China Xi Jinping.

Saham pembuat mobil listrik Tesla Inc naik 2,3%, bahkan ketika CEO Elon Musk menjual US$930 juta saham untuk memenuhi kewajiban pemotongan pajak terkait dengan pelaksanaan opsi saham. Saham Tesla telah jatuh sekitar 13% setelah Musk mulai menjual sahamnya minggu lalu.

JPMorgan Chase & Co juga menggugat Tesla sebesar US$ 162,2 juta atas pelanggaran kontrak terkait dengan waran saham.

Selanjutnya: Bareskrim Polri sita Rp 217 miliar dari penangkapan 13 tersangka pinjol ilegal

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×