kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.520.000   0   0,00%
  • USD/IDR 16.200   0,00   0,00%
  • IDX 7.066   -30,70   -0,43%
  • KOMPAS100 1.055   -6,75   -0,64%
  • LQ45 830   -5,26   -0,63%
  • ISSI 215   0,27   0,12%
  • IDX30 424   -2,36   -0,55%
  • IDXHIDIV20 513   -0,30   -0,06%
  • IDX80 120   -0,79   -0,65%
  • IDXV30 124   -1,30   -1,04%
  • IDXQ30 142   -0,32   -0,23%

Wall Street anjlok setelah kasus virus corona di AS membludak


Rabu, 08 Juli 2020 / 05:44 WIB
Wall Street anjlok setelah kasus virus corona di AS membludak
ILUSTRASI. Wall Street kompak melemah


Sumber: Reuters | Editor: Anna Suci Perwitasari

KONTAN.CO.ID - NEW YORK. Wall Street ditutup di zona merah setelah Amerika Serikat (AS) melaporkan puluhan ribu infeksi virus corona baru yang akhirnya menghantam optimisme pasar terhadap pemulihan ekonomi. 

Mengutip Reuters, Dow Jones Industrial Average ditutup melemah 396,85 poin atau 1,51% ke 25.890,18, S&P 500 juga ditutup turun 34,4 poin atau 1,08%, menjadi 3.145,32 dan indeks Nasdaq Composite ditutup koreksi 89,76 poin atau 0,86% ke 10.343,89.

Koreksi ini juga menandai berakhirnya penguatan indeks S&P 500 yang sehari sebelumnya mencatatkan kenaikan terpanjang di tahun ini. 

Baca Juga: Wall Street tergelincir, tersengat kasus baru virus corona di AS

Sebelumnya, indeks S&P 500 telah mencetak kenaikan lima sesi berturut-turut pada hari Senin (6/7). Hal tersebut terjadi setelah serangkaian data ekonomi di bulan Juni mendukung pandangan bahwa pemulihan ekonomi sedang berlangsung di Negeri Paman Sam.

"Ini sedikit kemunduran setelah penguatan selama lima hari yang signifikan di pasar saham ditambah dengan kekhawatiran normal tentang virus dan pernyataan dari Presiden Federal Reserve Bank Cleveland Loretta J. Mester berbicara tentang jalan panjang menuju pemulihan," kata Michael Antonelli, Market Strategist Baird di Milwaukee.

Dalam pernyataan terbarunya, Mester mengatakan bahwa kebangkitan kasus virus corona di seluruh negeri membuat konsumen lebih berhati-hati, dan lebih banyak stimulus fiskal diperlukan untuk membantu perekonomian pulih sepenuhnya dari krisis.

"Adalah sehat untuk memiliki beberapa pelemahan. Bahkan koreksi yang lebih dramatis akan baik, karena saya pikir ada banyak ketidakpastian dan kekhawatiran di sini," kata Alan Lancz, presiden, Alan B. Lancz & Associates Inc, Presiden Alan B. Lancz & Associates Inc, sebuah perusahaan investasi yang berbasis di Toledo, Ohio.

"Mungkin ada lebih banyak aksi ambil untung dan volatilitas di sisi bawah setelah rebound luar biasa dari posisi terendah Maret," lanjut Lancz. 

Asal tahu saja, indeks S&P 500 sudah naik lebih dari 40% dari penutupan terendah di bulan Maret lalu.

Baca Juga: Wall Street Melesat, Dow Jones Disokong Saham Teknologi, Nasdaq Tembus Rekor

Walmart Inc, menjadi salah satu saham dengan kenaikan tertinggi pada perdagangan Selasa (7/7) lalu. Saham Walmart naik 6,8% setelah sebuah laporan bahwa peritel itu hampir meluncurkan program keanggotaannya, yang menjadi pesaing untuk layanan Amazon.com Prime. Alhasil, saham Amazon pun tergelincir 1,3%.

Sementara saham Novavax Inc melonjak 31,6% ketika pemerintah AS memberikan US$ 1,6 miliar kepada produsen obat itu untuk menutupi pengujian, komersialisasi, dan pembuatan vaksin virus corona yang potensial di negara itu.

Sebelumnya pada Selasa, e-mini S&P 500 memicu pola "golden cross", ketika rata-rata bergerak 50-hari menyeberang di atas rata-rata bergerak 200-hari, yang dapat menandakan lebih banyak keuntungan untuk saham dalam jangka pendek.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective Bedah Tuntas SP2DK dan Pemeriksaan Pajak (Bedah Kasus, Solusi dan Diskusi)

[X]
×