Sumber: Reuters | Editor: Anna Suci Perwitasari
KONTAN.CO.ID - NEW YORK. Wall Street ditutup melemah, menghentikan kenaikan tiga hari berturut-turut karena investor memilih keluar dari pasar saham beberapa jam sebelum debat perdana calon presiden Amerika Serikat (AS) dilakukan.
Selasa (29/9), Dow Jones Industrial Average ditutup turun 131,4 poin atau 0,48% ke 27.452,66. Serupa, indeks S&P 500 melemah 16,13 poin atau 0,48% menjadi 3.335,47 dan indeks Nasdaq Composite turun 32,28 poin atau 0,29% menjadi 11.085,25.
Ketiga indeks saham utama AS ini berbalik arah setelah saham Apple Inc, Microsoft Corp dan Amazon.com membebani S&P 500 dan Nasdaq.
"Debat presiden malam ini berpotensi untuk menggerakkan pasar dan investor tidak mungkin mengambil posisi besar di depannya," kata David Carter, Chief Investment Office Lenox Wealth Advisors di New York. "Saat ini, pasar jelas didorong oleh peristiwa di Washington, baik itu dari sisi stimulus fiskal atau pemilihan presiden."
Baca Juga: Wall Street tertekan, pasar mencermati debat presiden dan defisit perdagangan AS
Pelaku pasar mengamati pertarungan head-to-head pertama antara calon Partai Republik Presiden Donald Trump dan penantang asal Partai Demokrat Joe Biden dalam debat yang diperkirakan akan mengudara dari Cleveland, Rabu (30/9) WIB.
Jajak pendapat terbaru menunjukkan, Biden memimpin secara nasional dan di sejumlah negara bagian yang menjadi medan pertempuran.
Sementara pemilu memiliki implikasi untuk berbagai sektor, terutama perawatan kesehatan, energi hijau, dan penerima manfaat dari pemotongan pajak perusahaan Trump. Analis Goldman Sachs mengharapkan, penyisiran Demokrat ke Gedung Putih dan kedua kamar Kongres akan bermanfaat bagi keuntungan S&P 500 hingga 2024.
"Kami pikir pasar bisa baik-baik saja dengan Trump atau Biden, tetapi mereka perlu tahu siapa pemenangnya," tambah Carter. "Tetapi kekhawatiran meningkat tentang memiliki pemenang pemilu yang jelas pada November karena sebagian dari begitu banyak surat suara yang masuk, yang akan memakan waktu untuk dihitung."
Pada hari-hari penutupan September dan kuartal ketiga, indeks utama berada di jalur penurunan bulanan pertama mereka sejak Maret, ketika penutupan akibat virus corona yang diwajibkan menghantam perekonomian.
Terlepas dari perkiraan pelemahan di bulan September, S&P dan Nasdaq berada di jalur untuk kemenangan beruntun terbaik mereka, di dua kuartal, masing-masing sejak 2009 dan 2000.
Ketua Dewan Perwakilan Rakyat AS Nancy Pelosi meluncurkan tagihan bantuan virus korona senilai US$ 2,2 triliun yang diusulkan oleh Partai Demokrat di DPR. Ini menjadi sebuah tanda potensi kemajuan dalam tarik-menarik partisan atas paket bantuan baru hampir dua bulan setelah tunjangan pengangguran darurat berakhir bagi jutaan warga AS.
Bursa saham sempat mendapat dorongan singkat di awal sesi oleh data dari Conference Board, yang menunjukkan kepercayaan konsumen melonjak melewati ekspektasi bulan ini dengan kenaikan poin terbesar dalam 17 tahun.
Baca Juga: Simak rekomendasi saham dari Artha Sekuritas untuk perdagangan Rabu (30/9)
Di antara 11 sektor utama di S&P 500, semua kecuali layanan komunikasi ditutup di zona merah. Sektor energi dan keuangan yang di sesi sebelumnya berhasil menopang penguatan kini mengalami persentase kerugian terbesar.
Di sisi lain, saham Sorrento Therapeutics melonjak 14,3% setelah kandidat antibodi Covid-19 dari perusahaan menunjukkan harapan dalam sebuah penelitian.
Saham Fitbit Inc juga naik 5,8% setelah Reuters melaporkan Alphabet Inc siap untuk memenangkan persetujuan UE untuk akuisisi pembuat pelacak kebugaran senilai US$ 2,1 miliar.
Selanjutnya: IHSG masuk peringkat kedua net sell terbesar asing di bursa Asia
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News