Sumber: Reuters | Editor: Yudho Winarto
KONTAN.CO.ID - Wall Street melonjak pada Kamis (19/9), dengan indeks S&P 500 mencatat rekor intraday baru. Setelah Federal Reserve (The Fed) memulai siklus pelonggaran dengan penurunan suku bunga sebesar 0,5% dan mengisyaratkan lebih banyak penurunan ke depan.
Melansir Reuters, pukul 09:46 pagi waktu setempat, Dow Jones Industrial Average naik 391,24 poin atau 0,94% ke 41.894,34.
Indeks S&P 500 bertambah 72,37 poin atau 1,29% ke 5.690,63, dan Nasdaq Composite meningkat 377,68 poin atau 2,15% ke 17.955,01.
Baca Juga: Wall St Dibuka Bersorak Kamis (19/9), S&P 500 Cetak Rekor Berkat Suku Bunga Dipangkas
Sembilan dari 11 sektor di S&P 500 menguat, dipimpin oleh sektor teknologi yang naik 2,8%. Sementara utilitas menjadi sektor dengan kinerja terburuk.
Saham-saham teknologi yang sensitif terhadap suku bunga, yang memimpin reli sepanjang tahun ini, terus naik. Saham Microsoft bertambah 2%, Tesla melonjak 4,2%, dan Apple naik 2,6%.
Saham-saham semikonduktor seperti Nvidia meningkat 4,7%, Advanced Micro Devices naik 3,5%, dan Broadcom bertambah 3,8%, mendorong Indeks Semikonduktor Philadelphia SE naik 3,6%.
Baca Juga: Usai Turunkan Bunga 50 Basis Poin, The Fed Akan Pangkas Bunga 100 Bps Lagi di 2025
Indeks Russell 2000 juga naik 1,7% karena lingkungan suku bunga yang lebih rendah dapat berarti biaya operasi yang lebih rendah dan laba yang lebih besar bagi perusahaan yang bergantung pada kredit.
Asal tahu, setelah memberikan keputusan besar pada Rabu (18/9), The Fed memperkirakan suku bunga akan turun lagi sebesar 50 basis poin (bps) hingga akhir tahun dan mengungkapkan proyeksi makroekonomi yang oleh para analis disebut sebagai skenario ‘goldilocks’, di mana pertumbuhan stabil, inflasi rendah, dan pengangguran tetap rendah.
Adapun data ekonomi terbaru menunjukkan klaim pengangguran untuk pekan yang berakhir 14 September tercatat sebanyak 219.000, lebih rendah dari perkiraan ekonom sebesar 230.000.
"Ada reaksi tertunda terhadap pemotongan suku bunga oleh The Fed... klaim pengangguran yang rendah hanya akan membantu memicu gagasan bahwa pendaratan lunak sedang terjadi," kata Ross Mayfield, Investment Strategist di Baird.
Baca Juga: Powell: Penarikan Neraca Berlanjut di Tengah Pemangkasan Suku Bunga
Mayfield menambahkan, panduan untuk lebih banyak pemotongan hingga akhir 2025 seharusnya membuka kembali sektor-sektor sensitif suku bunga untuk berkembang lebih jauh.
Para pedagang sekarang melihat peluang 63,1% bahwa bank sentral akan menurunkan suku bunga sebesar 25 basis poin pada pertemuan November, menurut FedWatch Tool dari CME Group.
Bank of America Global Research sekarang memperkirakan total pemotongan suku bunga sebesar 75 bps pada akhir tahun ini, dibandingkan dengan perkiraan sebelumnya sebesar 50 bps.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News