Reporter: Sugeng Adji Soenarso | Editor: Anna Suci Perwitasari
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Dolar Amerika Serikat (AS) turun akibat penurunan inflasi yang melebihi perkiraan. Meski begitu, investasi pada mata uang Paman Sam itu dinilai masih prospektif.
Presiden Komisioner HFX International Berjangka Sutopo Widodo mengatakan, pelemahan USD Index dan turunnya imbal hasil obligasi memberi dukungan kepada rupiah. Terlebih setelah laporan inflasi yang lebih dingin.
Pada Kamis (13/7), indeks dolar turun melampaui angka 100, tenggelam ke level terlemahnya dalam lebih dari setahun karena angka inflasi AS yang lebih lemah dari perkiraan. Hal tersebut mendorong spekulasi bahwa Federal Reserve mungkin mendekati akhir siklus kenaikan suku bunga.
Adapun tingkat inflasi tahunan di AS melambat menjadi 3% pada bulan Juni, berada di bawah ekspektasi pasar sebesar 3,1%. Sementara tingkat inflasi inti turun lebih jauh menjadi 4,8%.
Baca Juga: Aset-Aset Berisiko Kembali Dilirik saat Inflasi Bergerak Turun
"The Fed masih terlihat akan meningkatkan suku bunga sebesar 25 basis poin bulan ini, sementara para pedagang mengurangi taruhan kenaikan suku bunga lebih lanjut tahun ini," ujarnya kepada Kontan.co.id, Jumat (17/7).
Sambungnya, investor saat ini menantikan data inflasi produsen AS untuk lebih banyak petunjuk tentang jalur suku bunga. Alhasil, dolar merosot ke posisi terendah lebih dari satu tahun terhadap Euro dan Poundsterling. Kemudian terdepresiasi ke posisi terendah sekitar satu bulan terhadap Yen dan mata uang antipodean.
Meski begitu, Sutopo menilai investasi pada dolar AS masih menarik. Sebab sejumlah fundamental ekonomi AS yang jauh lebih baik dibandingkan beberapa ekonomi maju.
Sehingga ia melihat pelemahan dolar hanya bersifat temporer sebagai bagian koreksi tren naik. Menurutnya, setelah koreksi maka nilai dolar AS dapat menguat kembali.
"Dolar AS dapat menguat kisaran 110 hingga akhir tahun, ini artinya rupiah dapat melemah kembali hingga Rp 15.500 dalam batas proyeksi kami," katanya.
Baca Juga: Saham Lapis Kedua Berhasil Cetak Cuan hingga Ratusan Persern, Menarik untuk Dilirik?
Namun jika melirik pada valas lainnya, Sutopo mata uang yang menarik diperhatikan adalah Yen.
"Yen telah melemah secara signifikan terhadap dolar dan mata uang lainnya karena kebijakan pengetatan moneter yang berlangsung. Hemat kami Yen memiliki potensi menguat dalam waktu dekat ini," imbuhnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News