kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45897,29   -29,44   -3.18%
  • EMAS1.327.000 1,30%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Walau ekonomi China melambat, mata uang yuan kinerjanya paling oke tahun ini


Selasa, 14 Desember 2021 / 05:15 WIB
Walau ekonomi China melambat, mata uang yuan kinerjanya paling oke tahun ini


Sumber: CNN | Editor: Khomarul Hidayat

Analis mengaitkan kinerja itu terutama dengan penguatan permintaan barang-barang China ketika dunia pulih dari pandemi virus corona. 

China, yang telah mengambil pendekatan tanpa toleransi terhadap Covid-19, juga sebagian besar menghindari gangguan yang diderita negara eksportir saingan, seperti Vietnam dan Indonesia, karena wabah virus corona.

Alasan utama lonjakan yuan adalah jumlah uang yang mengalir ke China, sebagian besar berkat lonjakan ekspor, kata Larry Hu, kepala ekonomi China di Macquarie Group.

Dia mengatakan, kemungkinan ekspor China akan tetap kuat bahkan ketika dunia menanggapi varian Omicron dari virus corona. 

Analis di Standard Chartered juga mengatakan pekan lalu bahwa ekspor China bisa mendapat dorongan karena Amerika Serikat meningkatkan kapasitas pengiriman. Mereka menunjukkan dalam catatan penelitian bahwa kendala pada kapasitas seperti itu akan berkurang karena lebih banyak pelabuhan AS meningkatkan operasi.

Baca Juga: JPMorgan sebut tahun 2022 menandai berakhirnya pandemi virus Corona

Bertaruh besar pada obligasi China

Alasan lain untuk reli yuan, menurut analis, adalah jumlah antusiasme internasional untuk obligasi China. Nilai obligasi berdenominasi yuan yang dipegang oleh investor internasional naik untuk bulan kedelapan berturut-turut pada November mencapai 3,9 triliun yuan (US$ 620 miliar), menurut data People's Bank of China.

Investasi global yang mengalir ke obligasi China meningkat setelah FTSE Russell, penyedia indeks global, pada bulan Oktober menambahkan obligasi pemerintah China ke Indeks Obligasi Pemerintah Dunia andalannya. Itu salah satu tolok ukur obligasi global yang paling banyak digunakan di dunia.

Analis di ANZ memperkirakan masuknya China dalam indeks akan membawa investasi senilai sekitar US$ 130 miliar ke obligasi pemerintah China selama tiga tahun ke depan. Mereka juga memperkirakan bahwa investor asing akan memiliki obligasi dalam negeri China senilai 4 triliun yuan (US$ 625 miliar) pada akhir tahun ini.

"Kekhawatiran atas risiko penurunan prospek pertumbuhan jangka pendek China tidak akan menghalangi investor asing untuk meningkatkan alokasi mereka ke aset China, dalam pandangan kami," tulis para analis dalam laporan penelitian bulan lalu.

Baca Juga: Masa Jabatan Ketiga Xi Jadi Pegangan Fund Manager dan Bankir saat Rancang Portofolio




TERBARU
Kontan Academy
EVolution Seminar Practical Business Acumen

[X]
×