CLOSE [X]
kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.470.000   4.000   0,27%
  • USD/IDR 15.946   -52,00   -0,33%
  • IDX 7.161   -53,30   -0,74%
  • KOMPAS100 1.094   -8,21   -0,74%
  • LQ45 872   -4,01   -0,46%
  • ISSI 216   -1,82   -0,84%
  • IDX30 446   -1,75   -0,39%
  • IDXHIDIV20 540   0,36   0,07%
  • IDX80 126   -0,84   -0,67%
  • IDXV30 136   0,20   0,15%
  • IDXQ30 149   -0,29   -0,20%

Walau ada hasil FOMC, rupiah berpeluang bergerak stabil besok


Rabu, 01 Agustus 2018 / 17:18 WIB
Walau ada hasil FOMC, rupiah berpeluang bergerak stabil besok
ILUSTRASI. Nilai tukar rupiah


Reporter: Dimas Andi | Editor: Wahyu T.Rahmawati

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Kurs rupiah berpeluang bergerak stabil pada perdagangan Kamis (2/8) terlepas dari hasil agenda Federal Open Market Committee.

Ekonom Bank Central Asia, David Sumual mengatakan, pada dasarnya para pelaku pasar sudah yakin bahwa Federal Reserve akan menaikan suku bunga acuan Amerika Serikat (AS) pada September dan Desember mendatang.

Karenanya, rupiah berpotensi bergerak stabil pada esok hari. Jikalau terjadi pelemahan, hal itu kemungkinan bersifat terbatas. “Pelemahannya bergantung pada pernyataan The Fed soal perkembangan ekonomi AS,” kata David.

Lebih lanjut, para pelaku pasar sebenarnya lebih mewaspadai agenda pertemuan Bank of England yang berlangsung besok waktu setempat. Apabila BoE benar-benar menaikkan suku bunga acuan pada bulan ini, rupiah terancam tertekan. “Hasilnya bisa di luar dugaan karena sebelumnya pasar memprediksi suku bunga acuan baru akan dinaikan oleh BoE pada September nanti,” kata David.

Ia pun memprediksi, rupiah akan bergerak di kisaran Rp 14.400—Rp 14.470 per dollar AS pada perdagangan Kamis besok.

Adapun pada hari ini (1/8), kurs rupiah di pasar spot terkoreksi 0,18% ke level Rp 14.440 per dollar AS. Sedangkan kurs tengah rupiah di Bank Indonesia terkikis 0,2% ke level Rp 14.442 per dollar AS.

Menurut David, selain tertekan oleh sentimen agenda FOMC, rupiah juga terpapar oleh kabar dari Presiden AS Donald Trump yang berencana menerapkan tarif tinggi hingga 25% atas US$ 200 miliar produk impor China. Kabar tersebut membuat para pelaku pasar khawatir China kembali mendevaluasi mata uangnya sebagai respons kebijakan tarif impor dari AS.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Advokasi Kebijakan Publik di Era Digital (Teori dan Praktek) Mengenal Pentingnya Sustainability Reporting

[X]
×