Reporter: Barratut Taqiyyah, Bloomberg | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie
BEIJING. Menteri Keuangan China Zhu Guangyao mengatakan, keputusan the Federal Reserve AS untuk menggelontorkan stimulus senilai US$ 600 miliar ke sistem perekonomian bisa membuat emerging market kebanjiran hot money.
Menurut Zhu, quantitative easing ronde pertama di 2009 bisa diterima karena perekonomian global kekurangan likuiditas. Namun, kondisi ini bisa jadi senjata makan tuan karena perekonomian global sudah masuk ke masa pemulihan. Adanya pembelian surat utang AS bisa berisiko ketidakstabilan perekonomian.
"Ada sekitar US$ 10 triliun hot money yang beredar di pasaran global. Angka itu lebih tinggi dari US$ 9 triliun hot money yang beredar pada permulaan krisis finansial global beberapa waktu lalu," papar Zhu.
Pendapat Zhu itu menggarisbawahi kecemasan di seluruh dunia bahwa stimulus the Fed bakal membuat perekonomian AS membaikl sebagai hasil dari ketidakstabilan ekonomi dari negara lain. Itu sebabnya, para pemimpin di China dan Eropa akan menggelar diskusi untuk mendiskusikan dampak quantitative easing pada pertemuan G20 pada minggu ini di Seoul.
Sementara itu, langkah the Fed juga mendapat kritikan dari Menteri Keuangan Jerman Wolfgang Schaeuble. Schaeuble membandingkan kebijakan the Fed dengan kebijakan mata uang China. The Fed menggelontorkan miliaran dollar untuk mencegah apresiasi yuan.
"Memang instrumennya beda, namun tujuannya tetap sama," jelas Schaeuble.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News