kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.919.000   13.000   0,68%
  • USD/IDR 16.249   -5,00   -0,03%
  • IDX 7.047   42,07   0,60%
  • KOMPAS100 1.029   8,11   0,79%
  • LQ45 786   6,95   0,89%
  • ISSI 231   0,98   0,43%
  • IDX30 406   4,77   1,19%
  • IDXHIDIV20 470   5,25   1,13%
  • IDX80 116   1,04   0,90%
  • IDXV30 117   1,12   0,96%
  • IDXQ30 131   1,74   1,35%

Wacana BEI Buka Kode Broker dan Domisili Bisa Jadi Angin Segar Bagi Pasar Saham


Senin, 07 April 2025 / 19:25 WIB
Wacana BEI Buka Kode Broker dan Domisili Bisa Jadi Angin Segar Bagi Pasar Saham
ILUSTRASI. BEI kembali membuka wacana untuk membuka kembali kode broker dan domisili investor secara tidak real time. ANTARA FOTO/Bayu Pratama S/tom.


Reporter: Yuliana Hema | Editor: Herlina Kartika Dewi

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Bursa Efek Indonesia (BEI) kembali membuka wacana untuk membuka kembali kode broker dan domisili investor secara tidak real time. Ini merupakan upaya BEI untuk menggairahkan pasar saham. 

Direktur Utama Bursa Efek Indonesia Iman Rachman menyampaikan pihaknya sedang berupaya untuk membuka kembali kode domisili sebagai bentuk stimulus. 

"Kami sedang berusaha memberikan stimulus mengenai kode domisili di sesi pertama," jelasnya belum lama ini. 

Baca Juga: BEI Membuka Peluang Kode Broker Dibuka Lagi

Iman mengatakan saat ini stimulus pembelian kembali atau buyback saham tanpa RUPS yang ditetapkan oleh Otoritas Jasa Keuangan (OJK) merupakan cara untuk menyeimbangkan likuiditas. 

Direktur Utama RHB Sekuritas Thomas Nugroho menilai pembukaan kode broker dan domisili walaupun tidak real-time bisa jadi sentimen positif yang mendukung pasar di tengah kondisi pasar yang sedang berfluktuasi. 

Menurutnya, dari ungkapan beberapa investor maupun trader, setelah kode broker ditutup pada 2023 banyak investor ritel yang trader aktif yang kehilangan kompas untuk membaca arah pasar secara cepat. 

Baca Juga: BEI Buka Wacana Kode Broker dan Domisili Kembali Dibuka

"Dengan kode broker dan domisili dibuka kembali, bisa dianggap sebagai sentimen positif, tetapi harus tetap diiringi dengan edukasi kepada investor ," ucapnya kepada Kontan baru-baru ini.

Thomas menekankan jangan sampai investor menggunakan data tersebut mentah-mentah sehingga timbul sindrom over reliance terhadap broker tertentu.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
[Intensive Workshop] AI-Driven Financial Analysis Executive Finance Mastery

[X]
×