Sumber: Reuters | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie
KONTAN.CO.ID - SINGAPURA. Perdagangan pada credit default swap (CDS) pasar berkembang atau emerging market mencapai US$ 486 miliar pada kuartal ketiga tahun 2019. Hal ini merujuk sebuah survei dari 12 dealer utama seperti yang dikutip Reuters. Hasil survei itu juga menunjukkan, China, Turki dan Brazil berperan besar dalam menyumbang volatilitas market.
CDS digunakan oleh investor sebagai polis asuransi jika pemerintah atau perusahaan tidak membayar kembali utangnya. Sehingga, adanya lonjakan besar dalam volume sering kali menandakan tekanan yang meningkat atau peningkatan yang lebih luas dalam penerbitan utang.
Baca Juga: Credit Default Swap (CDS) Indonesia Naik, Yield Surat Utang Negara (SUN) Melesat
EMTA, yang sebelumnya dikenal sebagai Emerging Markets Traders Association, mengatakan keseluruhan transaksi turun sedikit dari posisi US$ 509 miliar yang terlihat pada kuartal tiga tahun lalu, namun mengalami kenaikan lebih dari sepertiga dari US$ 364 miliar yang diperdagangkan selama kuartal kedua.
Badan yang bermarkas di New York itu tidak memberikan penjelasan terkait perubahan tersebut. Akan tetapi, memecah volume untuk masing-masing negara emerging market serta sembilan perusahaan dan utilitas milik negara.
Baca Juga: Naik lagi, CDS Indonesia tenor lima tahun berpotensi menyentuh level 80
Volume CDS terbesar dalam survei selama kuartal tiga 2019 adalah volume di China sebesar US$ 50 miliar yang merupakan peningkatan 51% dari kuartal sebelumnya dan naik 12% pada periode yang sama tahun lalu.
Peserta Survei EMTA, termasuk Bank of America Merrill Lynch, Barclays, BNP Paribas, Citi, Credit Suisse, Deutsche Bank, Goldman Sachs, HSBC, Bank Standar ICBC, JPMorgan, Morgan Stanley dan NatWest juga melaporkan adanya perdagangan senilai US$ 44 miliar dalam volume CDS Turki dan US$ 40 miliar untuk Brazil.
Baca Juga: Angka CDS turun, dana asing di pasar SBN masih deras
Dari sembilan kontrak perusahaan CDS yang disurvei, perusahaan minyak negara Meksiko Pemex melihat volume perdagangan kuartal tiga merupakan yang tertinggi sekitar US$ 2,3 miliar, disusul Petrobras Brazil senilai US$ 1,2 miliar.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News