Reporter: Nur Qolbi | Editor: Yudho Winarto
Christine juga menilai, meningkatnya kesadaran masyarakat terhadap kesehatan dan kemauan untuk tetap di rumah akan menjadi faktor penyebab penurunan volume penjualan rokok pada 2020. "Kami percaya bahwa perusahaan tembakau mungkin masih membukukan volume penjualan negatif 8%-10% year on year pada tahun ini," ucap dia.
Di sisi lain, Christine melihat, pembukaan kembali ekonomi akan membawa katalis positif pada sektor ini. Ia juga berharap, bantuan sosial dari pemerintah dapat diperpanjang hingga Desember 2020 sehingga bisa mengurangi risiko penurunan yang lebih besar.
"Kenaikan cukai 2021 juga harus lebih rendah dari 2020 sehingga akan positif untuk sektor ini," kata Christine.
Baca Juga: Kebijakan rokok murah berpotensi mengurangi penerimaan negara hingga Rp 2,6 triliun
Ia berharap, pemerintah dapat mengumumkan peraturan kenaikan cukai untuk tahun 2021 pada kuartal III-2020 atau kuartal IV-2020.
Dengan adanya kemungkinan positif ini, ia meningkatkan rekomendasi untuk sektor tembakau dari underweight menjadi netral dengan saham PT Gudang Garam Tbk (GGRM) sebagai top pick-nya.
Ia merekomendasikan hold saham PT HM Sampoerna Tbk (HMSP) dengan target harga Rp 1.700 per saham dan trading buy GGRM dengan target harga Rp 57.000 per saham. Pada perdagangan Kamis (18/6), HMSP ditutup di level Rp 1.750 per saham dan GGRM Rp 47.550 per saham.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News