Reporter: Sugeng Adji Soenarso | Editor: Wahyu T.Rahmawati
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT HM Sampoerna Tbk (HMSP) dinilai menunjukan pemulihan di kuartal kedua 2021. Menurut data Philip Morris International Inc, HMSP menilai adanya pertumbuhan penjualan volume sebesar 3,9% menjadi 40 miliar batang di kuartal kedua 2021.
"Ini sejalan dengan ekspektasi kami di 52,7% dari target volume sepanjang tahun ini," ungkap Analis Ciptadana Sekuritas Asia, Muhammad Fariz dalam riset tanggal 22 Juli 2021. Dia melihat, penyesuaian harga masih menjadi masalah besar bagi industri rokok kendati volume penjualan mulai pulih.
HMSP mencatatkan pertumbuhan yang lebih rendah dibandingkan dengan volume industri yang tumbuh 12,4% secara kuartalan menjadi 71,7 miliar batang. Akibatnya, pangsa pasar pasar HMSP turun 0,1 poin persen menjadi 28%.
Selama kuartal kedua 2021, portofolio Dji Sam Soe turun 7,1% yoy, terbebani oleh pengiriman yang lebih rendah untuk Magnum Mild sebagai akibat dari penurunan perdagangan karena kesenjangan harga yang lebih lebar. Volume Sampoerna A tumbuh sebesar 13,2% yoy menjadi 17,9 miliar batang terutama didukung oleh pemulihan premi A Mild dan volume Sampoerna Hijau naik 38,9% yoy menjadi 4,2 miliar batang.
Baca Juga: Volume penjualan HM Sampoerna (HMSP) makin mengebul di semester I-2021
Fariz menilai, HMSP memasuki pemulihan volume yang lebih berkelanjutan. Volume penjualan HMSP sudah meningkat 11,5% secara kuartalan di kuartal kedua. Ciptadana juga menilai proyeksi volume akan lebih positif meskipun ada potensi distribusi rokok di kuartal ketiga yang lebih lambat akibat PPKM.
Faktor lain yang dapat mempercepat kemajuan pemulihan adalah melalui dukungan pemerintah baik dalam pengurangan kesenjangan harga atau perubahan struktur cukai antara tier 1 dan non-tier 1.
Ciptadana Sekuritas Asia mengubah rekomendasi saham HMSP menjadi hold dari sebelumnya sell dengan target harga tetap Rp 1.110 per saham. Sebabnya, harga saham HMSP telah turun 16,2% sejak pantauan terakhirnya. Jumat (23/7) sesi I, harga saham HMSP turun 0,87% ke Rp 1.140 per saham.
Selanjutnya: Mayoritas saham rokok turun pada awal Juli 2021, simak prospeknya menurut analis
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News