kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45894,81   -0,74   -0.08%
  • EMAS1.324.000 -0,68%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Volume penjualan alat berat akan membaik di semester II, ini rekomendasi saham UNTR


Selasa, 13 Juli 2021 / 18:59 WIB
Volume penjualan alat berat akan membaik di semester II, ini rekomendasi saham UNTR
ILUSTRASI. Harga batubara membara serta normalisasi pasokan untuk alat berat akan mendukung United Tractors (UNTR).


Reporter: Hikma Dirgantara | Editor: Wahyu T.Rahmawati

Dia juga memperkirakan, memasuki Juni, penjualan alat berat UNTR akan mulai kembali normal dan meningkat. Apalagi, harga batubara yang masih membara serta normalisasi pasokan untuk alat berat di paruh kedua akan mendukung kenaikan penjualan alat berat. Ia optimistis asumsi BRI Danareksa untuk penjualan Komatsu sepanjang tahun ini sebanyak 2.500 unit masih bisa tercapai.

Senada, analis Kiwoom Sekuritas Indonesia Sukarno juga meyakini target UNTR bisa menjual 2.500-2.600 unit Komatsu pada tahun ini merupakan target yang realistis. Pasalnya, UNTR hanya perlu menjual sekitar 210-an unit per bulannya agar target tersebut bisa tercapai. Apalagi, UNTR pada paruh kedua tahun ini juga berencana meluncurkan produk alat berat baru.

“Kenaikan harga batubara yang masih akan terjaga juga akan turut menjadi katalis positif. Belum lagi, dengan potensi pemulihan ekonomi pada semester kedua ini juga akan mendorong peningkatan terhadap alat berat milik UNTR,” kata Sukarno kepada Kontan.co.di, Selasa (13/7). 

Belakangan ini tersiar kabar bahwa UNTR cukup terbuka untuk setiap peluang mengakuisisi tambang tembaga. Head of Indonesia Research & Strategy JP Morgan Sekuritas Henry Wibowo dalam risetnya pada 31 Mei menuliskan, jika UNTR ke depan melakukan akuisisi maka akan membantu memecahkan kekhawatiran yang berkembang baru-baru ini soal environmental, social, and governance (ESG).

Baca Juga: Harga batubara masih membara, analis rekomendasikan saham-saham emiten tambang ini

Adapun, saat ini lebih dari 50% pendapatan UNTR berasal dari bisnis batubara. Dengan kontribusi batubara yang terlalu besar, maka UNTR dinilai tidak memenuhi kriteria perusahaan yang menerapkan ESG. Hal ini membuat banyak investor institusional, terutama yang berbasis di Uni Eropa atau Inggris, tidak lagi diizinkan untuk berinvestasi di UNTR, karena kekhawatiran ESG tersebut

UNTR sendiri saat ini memiliki tambang emas Martabe yang kurang lebih memiliki kontribusi 35% terhadap pendapatan UNTR. “Sehingga dengan mengakuisisi tambang emas atau tembaga lain yang cukup besar, kami yakin UNTR dapat mencapai lebih dari 50% pendapatan dari aset non-batubara. Dengan demikian, UNTR bisa mendapat kelayakan ESG yang pada akhirnya bisa meningkatkan valuasi perusahaan,” tulis Henry dalam risetnya. 

Baca Juga: United Tractors (UNTR) mengejar penjualan alat berat 2.600 unit tahun ini




TERBARU
Kontan Academy
Accounting Mischief Practical Business Acumen

[X]
×