Reporter: Nur Qolbi | Editor: Wahyu T.Rahmawati
Terlebih lagi, menurut Etta, likuiditas di pasar masih melimpah seiring dengan kebijakan quantitative easing (QE) yang dilakukan oleh The Fed dan Bank Indonesia. Ia juga yakin, stabilisasi pada pasar obligasi seharusnya ikut berdampak positif bagi bursa saham.
Untuk ke depannya, Etta melihat investor memang sedikit ragu terhadap hasil kinerja kuartal II-2020. Terlebih lagi, risiko adanya gelombang kedua pandemi Covid-19 masih menjadi penahan pergerakan pasar saham.
"Tetapi kami melihat outlook jangka panjang masih positif. Perkembangan vaksin yang saat ini sudah memasuki fase 3 memberi harapan bahwa aktivitas dapat berangsur pulih dalam satu sampai dengan dua tahun ke depan," tutur dia.
Baca Juga: Aset obligasi dinilai lebih menarik ketimbang saham pada sisa tahun ini
Etta mengungkapkan, Kresna Sekuritas tetap optimistis dan mempertahankan target IHSG pada akhir 2020 dapat berada di 5.830-5.890 dengan P/E 17x-18x. Ia juga memprediksi, pemulihan pasar modal di Indonesia akan membentuk pola V-shape dan terjadi pada kuartal III-2020 seiring dengan rollover valuasi 2021.
Oleh karena itu, menurut dia, pembelian secara agresif dapat dilakukan pada periode Agustus-September 2020. Sementara itu, pada periode Juni-Agustus, pelaku pasar dapat melakukan pembelian secara selektif, kecuali memiliki horizon investasi yang panjang.
Sementara itu, Wisnu melihat, tekanan pandemi Covid-19 terhadap perputaran ekonomi industri masih besar. Oleh karena itu, ia memprediksi, IHSG pada akhir tahun 2020 hanya bakal berada di kisaran 5.100-5.200.
Baca Juga: Kinerja berpotensi pulih, simak rekomendasi untuk saham emiten retail
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News