Reporter: Yuliana Hema | Editor: Anna Suci Perwitasari
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Nilai tukar rupiah kembali melemah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) pada perdagangan Senin (6/10). Rupiah pasar spot ditutup melemah 0,12% ke posisi Rp 16.583 per dolar AS.
Analis Doo Financial Futures Lukman Leong mencermati pelemahan rupiah terhadap dolar AS disebabkan oleh pernyataan hawkish para pejabat The Fed, yakni Logan dan Jefferson.
“Dolar AS juga kembali menguat tajam oleh berita pengunduran diri Perdana Menteri Perancis Sébastien Lecornu yang memicu ketidakpastian politik di kawasan Eropa,” jelasnya kepada Kontan, Senin (6/10/2025).
Baca Juga: Melemah ke Rp 16.583 pada Hari Ini, Simak Proyeksi Rupiah Besok (7/10)
Tak hanya itu, Lukman menambahkan, koreksi tajam Yen setelah terpilihnya Sanae Takaichi untuk memimpin LDP juga ikut menyeret turun rupiah dan mata uang regional.
Chief Economist Mirae Asset Sekuritas Indonesia Rully Wisnubroto sudah mengantisipasi Rupiah akan mengalami volatilitas yang tinggi karena ketidakpastian global masih tinggi.
“Dan juga kebijakan pemerintah dan Bank Indonesia yang sangat pro-growth saat ini seperti injeksi likuiditas Rp 200 triliun oleh pemerintah dan pemangkasan suku bunga yang agresif,” kata Rully.
Menurutnya, volatilitas rupiah masih akan berlanjut pada perdagangan Selasa (7/10). Dia memproyeksikan rupiah akan bergerak di rentang Rp 16.550 – Rp 16.650 per dolar AS.
Baca Juga: Reli Penguatan Terhenti, Kurs Rupiah Tertekan ke Rp 16.583 Hari Ini (6/10)
Sementara, Lukman memproyeksikan dolar AS masih bisa melanjutkan penguatan yang dengan demikian akan kembali menekan pergerakan rupiah di kisaran Rp 16.550 – Rp 16.650 per dolar AS.
“Selain itu tidak ada data ekonomi penting dari AS. Namun dari domestik investor menantikan data cadangan devisa Indonesia yang diperkirakan naik ke US$ 159 miliar,” ucapnya.
Selanjutnya: Beli Crypto Dimana? Inilah 5 Platform Crypto Terpercaya
Menarik Dibaca: Intip Ramalan Zodiak Besok, Selasa 7 Oktober 2025 tentang Keuangan dan Karier
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News