Reporter: Aulia Ivanka Rahmana | Editor: Tendi Mahadi
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Tiga kandidat capres-cawapres Pemilu 2024 telah mendaftar ke KPU. Visi misi ketiga kandidat pun jadi sorotan.
Melansir catatan Kontan sebelumnya, dalam dokumen visi misi para kandidat capres-cawapres, pasangan calon Anies-Muhaimin menargetkan pertumbuhan ekonomi sebesar 5,5% - 6,5% per tahun.
Berikutnya, pasangan calon Ganjar-Mahfud MD menargetkan pertumbuhan ekonomi rata-rata mencapai 7%. Sementara itu, dalam dokumen visi-misinya, Prabowo-Gibran tidak mencantumkan target pertumbuhan ekonomi yang akan dicapai jika nantinya terpilih.
Pengamat pasar modal sekaligus Direktur Avere Investama, Teguh Hidayat, mengatakan harapan dari kedua pasangan capres tersebut tidak realistis. Menurutnya, jika ingin menargetkan pertumbuhan ekonomi hingga 7% harus mencari sumber pertumbuhan ekonomi yang baru.
Baca Juga: Begini Prediksi Pergerakan IHSG pada Akhir Tahun Usai The Fed Menahan Suku Bunga
"Saat ini kan pertumbuhan ekonomi kita didorong oleh naiknya harga batubara, lalu harga sawit, dan CPO yang juga sempat naik. Tapi sekarang harga batubara dan sawit juga sudah turun lagi, tentu perlu sumber lain," kata Teguh kepada Kontan.co.id, Minggu (5/11).
Tentunya dari visi misi capres-cawapres akan ada sektor yang diuntungkan. Namun, baru bisa terlihat jika sudah mulai banyak survei yang keluar. Seperti, Gajar-Mahfud MD ingin melanjutkan pembangunan di IKN, keputusan tersebut akan menguntungkan sektor konstruksi.
"Sentimennya tergantung survei, kira-kira siapa presiden dan calon presiden yang peluangnya paling besar untuk menang," jelasnya.
Senior Investment Information Mirae Asset Sekuritas, Muhammad Nafan Aji Gusta Utama menyebutkan program ekonomi hijau dan digitalisasi yang dapat meningkatkan efisiensi sekaligus juga wujudkan efektivitas bisnis.
"Tentunya juga ada program ekonomi hijau, kalau digitalisasi ini kan memang ini juga terkait dengan implementasi revolusi industri, misalnya revolusi industri 4.0," kata Nafan kepada Kontan.co.id, Jumat (3/11).
Hal tersebut dianggap penting karena sekaligus untuk mewujudkan efektivitas bisnis dan juga termasuk bagian dari good corporate governance (GCG) dari para emiten.
Senior Vice President, Head of Retail, Product Research & Distribution Divion Henan Putihrai Asset Management Reza Fahmi Riawan mengatakan, prospek emiten yang terkena dampak dari visi misi capres dan cawapres ini tentunya akan bergantung pada kebijakan yang diimplementasikan setelah mereka terpilih.
"Dampaknya bisa signifikan jika kebijakan tersebut berhasil meningkatkan efisiensi, produktivitas, atau permintaan di sektor terkait," kata Reza kepada Kontan, Jumat (3/11).
Baca Juga: Tensi Geopolitik Panas, Intip Rekomendasi Saham Sejumlah Emiten Komoditas Berikut Ini
Nafan merekomendasikan untuk mencermati beberapa saham. Seperti PT Telkom Indonesia (Persero) Tbk (TLKM) dengan target harga Rp 3.670-Rp 3.940 per saham, PT Jasa Marga Tbk (JSMR) dengan target harga Rp 4.500-Rp 4.660 per saham.
Lalu, PT PP London Sumatra Indonesia Tbk (LSIP) dengan target harga Rp 960-Rp 1.055 per saham, PT Medco Energi Internasional Tbk (MEDC) dengan target harga Rp 1.275-Rp 1.375 per saham, PT Bank Negara Indonesia Tbk (BBNI) dengan target harga Rp 5.000-Rp 5.850 per saham.
PT Mitra Adiperkasa Tbk (MAPI) dengan target harga Rp 1.640-Rp 1.795 per saham, PT PP (Persero) Tbk (PTPP) dengan target harga Rp 620-Rp 660 per saham, dan PT Perusahaan Gas Negara Tbk (PGAS) dengan target harga Rp 1.355-Rp 1.615 per saham.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News