kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45893,43   -4,59   -0.51%
  • EMAS1.308.000 -0,76%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Virus corona tambah parah, rupiah melemah 4,05% sepekan ini


Jumat, 28 Februari 2020 / 18:02 WIB
Virus corona tambah parah, rupiah melemah 4,05% sepekan ini
ILUSTRASI. Petugas menghitung uang pecahan 100 dolar Amerika Serikat di salah satu money changer di Jakarta, Senin (13/1). Dalam sembilan hari, rupiah mengakumulasi pelemahan 4,82% ke Rp 14.318 per dolar AS.


Reporter: Hikma Dirgantara | Editor: Wahyu T.Rahmawati

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Rupiah menutup pekan ini dengan pelemahan. Merujuk Bloomberg, pada penutupan perdagangan hari ini, Jumat (28/2), rupiah kembali tak berdaya dan melemah 2,09% terhadap dolar Amerika Serikat (AS).

Mata uang garuda melemah ke level Rp 14.318 per dolar AS di pasar spot. Rupiah melemah dalam sembilan hari perdagangan berturut-turut atau hampir dalam dua pekan ini. Dalam sembilan hari, rupiah mengakumulasi pelemahan 4,82% dari posisi Rp 13.660 per dolar AS pada 17 Februari lalu.

Sementara itu, di kurs tengah Bank Indonesia (BI), rupiah juga tercatat melemah 1,54% ke level Rp 14.234 per dolar AS pada hari ini.

Baca Juga: Rupiah babak belur di hadapan mata uang asing, ini kata analis

Dengan tren negatif yang dialami rupiah, dalam sepekan ini artinya rupiah di pasar spot telah melemah 4,05%. Sedangkan di kurs tengah BI, rupiah juga melemah 3,32% sepanjang pekan ini.

Analis Monex Investindo Futures Faisyal melihat, tren negatif rupiah masih disebabkan oleh sentimen eksternal, yaitu penyebaran virus corona. Sebab dalam sepekan ini, virus corona justru telah menyebar ke berbagai negara baru dan belum ada tanda-tanda mereda.

“Pemberat utama memang corona, cuma di balik itu pelemahan juga dipicu oleh maraknya arus keluar di pasar obligasi Indonesia. BI sudah konfirmasi ada dana asing yang keluar dari pasar obligasi sekitar Rp 26 triliun,” ujar Faisyal kepada Kontan.co.id, Jumat (28/2).

Faisyal menambahkan, usaha yang dilakukan BI dengan menggelontorkan uang sekitar Rp 1 triliun dinilai tidak efektif. Hal itu terlihat dari masih banyaknya arus keluar dan pelemahan rupiah yang dapat tertahan.

Baca Juga: Pekan depan, rupiah diproyeksi masih dalam tekanan virus corona

Sementara ekonom Bank Mandiri Reny Eka Puteri juga sependapat bahwa virus corona masih menjadi sentimen pemberat. “Para investor akhirnya memilih keluar dari emerging market, seperti rupiah, dan mencari mata uang yang bersifat safe haven seperti dolar AS atau yen Jepang,” tutur Reny.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
Practical Business Acumen Supply Chain Management on Sales and Operations Planning (S&OP)

[X]
×