kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45906,82   3,49   0.39%
  • EMAS1.310.000 -0,23%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Virus corona berpotensi menjegal kinerja Indofood Sukses Makmur (INDF) di 2020


Senin, 13 April 2020 / 23:47 WIB
Virus corona berpotensi menjegal kinerja Indofood Sukses Makmur (INDF) di 2020
ILUSTRASI. Pandemi virus corona yang menyebar di Indonesia memiliki pengaruh negatif pada sektor barang konsumsi


Reporter: Arvin Nugroho | Editor: Wahyu T.Rahmawati

Pemangkasan penjualan produk CBP itu tak terlepas dari potensi menurunnya penjualan produk Indofood CBP Sukses Makmur (ICBP) non-mie sebesar 10% secara year on year. “Pertumbuhan penjualan produk CBP diperkirakan akan melambat dan hanya mampu tumbuh 1,9%,” tulis Isnaputra.

Kemudian, Isnaputra juga menurunkan perkiraan laba bersih yang akan didapatkan INDF sebesar 11,9% secara year on year dari proyeksi sebelumnya. Penurunan itu dilakukan seiring dengan penyebaran virus corona.

Isnaputra juga memangkas proyeksi penjualan produk Bogasari di 2020 sebesar 8,7% seiring daya konsumsi yang berkurang. Isnaputra memperkirakan penjualan Bogasari hanya akan tumbuh 1,5%.

Sementara itu, sektor distribusi diperkirakan akan mencatat kenaikan penjualan sebesar 3,5% menjadi Rp 4,22 triliun. Tak jauh berbeda, penjualan sektor agribisnis diproyeksikan akan tumbuh 5% secara year on year.

Baca Juga: Menakar Prospek Kinerja dan Saham Produsen Mi Instan, Indofood CBP (ICBP)

Analis Sucor Sekuritas Jennifer Widjaja dalam risetnya melihat sektor agribisnis mempunyai potensi untuk mencatatkan kinerja yang lebih baik di tahun 2020. Pasalnya, hal itu didukung dengan membaiknya harga crude palm oil alias CPO. Jennifer memproyeksikan pendapatan sektor agribisnis dapat tumbuh sebesar 8% di tahun ini. Sedang, Fariz melihat penjualan sektor agribisnis bergantung pada harga dari CPO ke depan.

Berbeda, Analis OSO Sekuritas Sukarno Alatas melihat dengan berlakunya PSBB akan memiliki dampak yang cukup positif untuk penjualan INDF. Mengingat, masyarakat kalangan menengah ke bawah akan cenderung menyetok sembako untuk persediaan. Dengan demikian, proyeksi kinerja INDF masih ada peluang untuk tumbuh pada 2020.

Berkaca dari kondisi tersebut, Fariz dan Jennifer merekomendasikan buy untuk saham INDF dengan target harga masing-masing Rp 6.500 per saham dan Rp 8.950 per saham. Sementara Isnaputra dan Sukarno merekomendasikan hold dengan target harga masing-masing Rp 5.800 dan Rp 8.300 per saham. Senin (13/4), harga saham INDF berada di Rp 6.400 per saham.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
EVolution Seminar Practical Business Acumen

[X]
×