Reporter: Wahyu Satriani, Nur Ramdhansyah A, Avanty Nurdiana, Agustinus Beo Da Costa | Editor: Avanty Nurdiana
JAKARTA. Penerbitan obligasi korporasi di semester II makin ramai. Korporasi yang menerbitkan obligasi juga semakin bervariasi.
Wajah baru di pasar obligasi korporasi seperti PT Surya Semesta Internusa Tbk (SSIA). Emiten properti itu menerbitkan obligasi pertamanya senilai Rp 500 miliar.
Hari B Mantoro, Direktur Utama HSBC Securities Indonesia, yang menjadi penjamin emisi Surya Semesta, menuturkan, obligasi yang akan diterbitkan terbagi dua seri.
Seri A memiliki tenor tiga tahun, dengan indikasi kupon berkisar 8,25% - 9,25%. Sedang seri B berjangka lima tahun, dan tawaran bunga 9% - 10%.
Rating obligasi ini A dari PT Pemeringkat Efek Indonesia. Dana hasil penerbitan obligasi 90% digunakan penyertaan modal pada entitas anak PT Suryacipta Swadaya (SCS) untuk pengembangan kawasan industri di Karawang Timur. Sisanya 6% - 9% untuk entitas anak usaha lain.
Hari bilang, jaminan obligasi sekurang-kurangnya 125% dari jumlah terhutang berupa gedung Surya Internusa, Glodok Plaza dan lahan kosong di Kuningan. "Jaminan ini membuktikan keseriusan kami," ujar dia.
Masa penawaran awal atau bookbuilding 11 Oktober- 23 Oktober 2012. Masa penawaran selama 1 Oktober- 2 Oktober. Tanggal penjatahan dan pencatatan masing-masing 5 November dan 8 November. "Kami menggunakan laporan keuangan per 30 April, jadi penjatahan dan pencatatan harus berlangsung pada November," ujar Hari.
Selain HSBC Securities Indonesia, penjamin emisi obligasi Surya Semesta adalah PT Indo Premier Securities dan PT Mandiri Sekuritas.
Hari optimistis, pasar akan menyerap obligasi ini. Alasan dia, tidak banyak obligasi yang diterbitkan perusahaan properti. Apalagi, obligasi itu mendapat rating A, yang tergolong investment grade. "Emiten juga memiliki prospek usaha serta kinerja yang baik," ujar dia.
Nilai penerbitan naik
PT Danareksa juga berencana menerbitkan obligasi senilai Rp 500 miliar. Agenda itu termasuk bagian dari obligasi berkelanjutan senilai Rp 1 triliun. "Tahun ini Rp 500 miliar dahulu. Setengahnya lagi diterbitkan tahun depan," kata Menteri Badan Usaha Milik Negara, Dahlan Iskan.
Dahlan memberi sinyal penerbitan obligasi akan dilakukan di tahun ini. "Insya Allah Desember selesai," kata dia. Dana penerbitan obligasi ini akan digunakan refinancing utang jatuh tempo akhir tahun ini Rp 500 miliar.
Selain SSIA, PT Sumberdaya Sewatama, anak usaha PT ABM Investama Tbk yang bergerak dalam usaha penyedia ketenagalistrikan juga berencana menerbitkan obligasi. Direktur Penilaian Perusahaan BEI. Hoesen, mengatakan Sumberdaya akan menerbitkan obligasi senilai Rp 800 miliar, terdiri dari obligasi konvensional Rp 700 miliar dan sukuk Rp 100 miliar.
Namun, Presiden Direktur Sumberdaya Sewatama, Hasto Kristiyono, masih enggan membocorkan rencana penerbitan obligasi. Menurut dia, selain menerbitkan obligasi, perusahaan itu juga mengkaji opsi pinjaman bank.
Di tahun ini, sudah ada 43 penerbitan obligasi di Bursa Efek Indonesia, dengan nilai Rp 47,05 triliun dan US$ 20 juta. Nilai itu lebih besar daripada nilai emisi tahun lalu, yaitu Rp 43,89 triliun dan US$ 80 juta. Nilai emisi obligasi selama tahun ini diestimasi mencapai Rp 50 triliun.
Head of Debt Capital Market Danareksa, Budi Susanto, mengatakan, setelah sempat sepi, pasar obligasi korporasi akan kembali semark. Dia menilai, kupon yang ditawarkan saat ini lebih rendah dibandingkan semester I.
"Yang dicari emiten sektor riil, seperti infrastruktur, resources dan konsumer," kata dia. Untuk properti, hanya nama tertentu dan tergantung kupon yang ditawarkan.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News