Reporter: Dityasa H Forddanta | Editor: Wahyu T.Rahmawati
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) kembali menguat 0,50% ke level 5.890 setelah melemah selama dua hari berturut-turut. Tekanan yang masih belum sepenuhnya hilang membuat IHSG masih menyisakan defisit 0,04% setidaknya selama sepekan terakhir.
Tapi, satu hal yang menarik, aksi beli asing (net buy) kembali. Kemarin, net buy tercatat Rp 114,94 miliar. Sehingga, indeks telah mengakumulasi net buy sebanyak Rp 439,03 miliar dalam sepekan.
Tidak sedikit pelaku pasar yang mengira IHSG masih akan melanjutkan penurunan akibat sentimen negatif asing. Tapi, tak jarang pula pemodal yang melihat pasar domestik justru mulai kembali menarik.
"Kami menyukai aset emerging market, terutama aset saham," ujar Isabelle Mateos y Lago, Chief Multi-asset Strategist BlackRock Investment Institute seperti dilansir dari Bloomberg, Rabu (18/7). Murahnya valuasi, meningkatnya kinerja keuangan emiten dan kuatnya fundamental mengkompensasi sentimen perang dagang dan suku bunga acuan Amerika Serikat (AS).
Head of Research Mirae Asset Sekuritas Indonesia Taye Shim menjelaskan, selama 1,5 dekade terakhir, pasar saham Indonesia ditransaksikan dalam rentang price to book value (PBV) terkuat 2 kali. Adapun level tertinggi PBV dalam kurun waktu tersebut ada di level 2,6 kali.
Sekarang, pasar saham lokal ditransaksikan pada level PBV 2,2 kali hingga 2,3 kali. "Sulit memperdebatkan valuasi sangat murah, tapi untuk saat ini valuasinya memang dalam posisi yang menarik," ujar Taye kepada Kontan.co.id, Rabu (18/7).
Jadi, tidak salah jika saat ini waktu yang tepat untuk kembali masuk ke pasar modal lokal. Ini berlaku baik untuk investor asing maupun domestik.
Cuma memang, tidak bisa sembarang masuk. Strategi yang lebih spesifik tetap diperlukan. "Kami sarankan untuk bottom up stock picking," imbuh Taye.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News