kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.520.000   12.000   0,80%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

Vale Indonesia (INCO) mengalap berkah dari pelemahan nilai tukar rupiah


Senin, 04 Mei 2020 / 22:55 WIB
Vale Indonesia (INCO) mengalap berkah dari pelemahan nilai tukar rupiah
ILUSTRASI. Sejumlah articulated dump truck mengangkut material pada pengerukan lapisan atas di pertambangan nikel PT. Vale di Soroako, Luwu Timur, Sulawesi Selatan, Kamis (28/3/2019). PT. Vale membuka lahan baru di kawasan itu seluas 350 hektare untuk meningkatkan j


Reporter: Akhmad Suryahadi | Editor: Yudho Winarto

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) kembali melemah. Hari ini (4/5), kurs mata uang Garuda kembali menyentuh level Rp Rp 15.100 per dolar AS. Padahal¸sepekan kemarin, merujuk Bloomberg, rupiah di pasar spot menguat 3,36% ke level Rp 14.882 per dolar Amerika Serikat (AS).

Meski demikian, pelemahan nilai tukar rupiah ini membawa berkah bagi beberapa emiten, salah satunya PT Vale Indonesia Tbk (INCO).

“Pelemahan rupiah secara tidak langsung akan membawa imbas positif bagi perusahaan yang memiliki revenue dalam denominasi dolar, salah satunya adalah PT Vale Indonesia Tbk (INCO),” ujar Director Finance and Control Vale Indonesia Adi Susatio kepada Kontan.co.id, Senin (4/5).

Baca Juga: Vale Indonesia (INCO) gelar rapid test untuk seluruh karyawan dan kontraktor

Merujuk pada laporan keuangan per kuartal I-2020, INCO mengantongi pendapatan senilai US$ 174,66 juta. Sebanyak US$ 139,83 juta diantaranya merupakan penjualan kepada Vale Canada Limited (VCL), sementara sisanya yakni US$ 34,82 juta merupakan penjualan kepada Sumitomo Metal Mining Co., Ltd (SMM).

Meski demikian, Adi mengatakan isu perang dagang akan membawa ketidakpastian pada ekonomi global yang pada akhirnya akan mempengaruhi harga nikel dunia.

Di sisi lain, pendapatan INCO sangat bergantung pada harga nikel dunia dan jumlah produksi nikel. Adi bilang, harga nikel menjadi sesuatu yang tidak dapat dikontrol oleh INCO.

“Yang dapat kami lakukan adalah optimisasi produksi, efisiensi biaya dan melakukan perbaikan secara berkesinambungan atas proses bisnis dan produksi yang ada di perusahaan kami dengan mengutamakan inovasi dan penggunaan energi terbarukan,” sambung Adi.

Baca Juga: Ada Covid-19, Vale Indonesia (INCO) sukses raup laba bersih US$ 29 Juta di kuartal I

Tahun ini, INCO menargetkan dapat memproduksi 71.000 ton nikel dalam matte, sama seperti target tahun lalu. Per Maret 2020, total produksi INCO mencapai 17.614 ton, lebih tinggi 35% dibandingkan produksi pada periode yang sama tahun 2019.

Sementara penjualan nikel matte per kuartal I-2020 mencapai 16.713 ton, lebih tinggi 20,5% secara tahunan.

Tahun ini, INCO mengalokasikan belanja modal atau capital expenditure (capex) hingga US$ 150 juta. Capex ini akan digunakan untuk pemeliharaan rutin tahunan. Hingga Maret 2020, INCO telah menyerap US$ 33 juta untuk keperluan belanja modal.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×