/2025/09/29/735328264.jpg "Valas Asia Melemah, Terbebani Risiko Bubble AI dan Prospek Bunga The Fed")
Reporter: Wafidashfa Cessarry | Editor: Khomarul Hidayat
KONTAN.CO.ID – JAKARTA. Sejumlah mata uang Asia melemah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) pada perdagangan Selasa (18/11/2025).
Mengutip data Bloomberg per Selasa (18/11/2025), pukul15.00 WIB, won Korea (KRW) turun 0,36% ke 1.465,20 per dolar AS, ringgit Malaysia (MYR) melemah 0,32% ke 4,16 per dolar AS.
Lalu, dolar Taiwan (TWD) turun 0,12% ke 31,20 per dolar AS, peso Filipina (PHP) turun 0,12% ke 58,99 per dolar AS dan yuan China (CNY) melemah tipis 0,05% ke 7,11 per dolar AS secara harian. Sementara itu rupiah melemah 0,09% ke level 16.751.
Meski begitu, yuan Jepang (JPY) penguatan 0,17% ke level 155,00 per dolar AS. Begitupun dolar Singapura (SGD) menguat 0,07% ke level 1,30 per dolar AS secara harian.
Baca Juga: Rupiah Ditutup Melemah ke Rp 16.751 Per Dolar AS Hari Ini, Terlemah Sejak Akhir April
Analis Doo Financial Futures Lukman Leong mengatakan, tekanan pada valas Asia dipicu perubahan ekspektasi pasar terhadap kebijakan The Fed. “Menurunnya prospek pemangkasan suku bunga The Fed bulan Desember hingga di bawah 50% menjadi salah satu faktor yang menekan mata uang Asia,” ujarnya.
Ia menambahkan, sentimen risk-off juga dipicu kekhawatiran bubble sektor AI dan meningkatnya tensi China–Jepang.
Hingga akhir tahun, Lukman menilai tekanan belum akan mereda. “Prospek masih suram, terutama jika bubble AI memicu koreksi besar di ekuitas atau tensi China–Jepang semakin meningkat,” ujarnya.
Menurut dia, mata uang yang sensitif terhadap sektor teknologi seperti KRW dan TWD akan menjadi yang paling rentan.
Presiden Komisioner HFX International Berjangka Sutopo Widodo menilai, pelemahan valas Asia mencerminkan kombinasi tekanan global dan domestik. “Lingkungan higher-for-longer pada suku bunga AS mendorong capital outflow dari pasar berkembang dan menekan mata uang regional,” katanya.
Ia menambahkan bahwa beberapa mata uang, seperti KRW dan IDR, juga menghadapi tantangan struktural dari arus modal keluar dan defisit transaksi berjalan.
Sutopo menambahkan, arah kebijakan The Fed dan langkah bank sentral regional akan menjadi penentu utama dalam beberapa pekan ke depan. “Jika data AS kuat dan spekulasi pemangkasan suku bunga makin tereduksi, tekanan pada valas Asia akan bertahan,” ujarnya.
Baca Juga: Rupiah Melemah ke 16.751 per Dolar AS, Ini Sentimen Yang Mempengaruhinya
Lukman memperkirakan tekanan belum akan mereda dalam waktu dekat. “Prospek masih suram, terutama jika bubble AI memicu koreksi besar di ekuitas atau tensi China–Jepang meningkat,” ujarnya.
Ia memproyeksikan USD/KRW di 1.475–1.500, USD/TWD 31,5–32,0, USD/IDR 16.600–16.900, USD/MYR 4,200–4,250, dan USD/PHP 59–60.
Sutopo juga melihat ruang pelemahan masih terbuka hingga akhir tahun. Ia memproyeksikan USD/KRW mungkin berkonsolidasi di atas 1.450, mendekati 1.450–1.480; USD/TWD berada di kisaran 31,00–31,50; USDI/DR berpotensi bergerak di rentang 16.700–17.000; USD/MYR 4,15–4,20; dan USD/PHP di sekitar 59,00–59,50.
Selanjutnya: Rusia–Ukraina Aktifkan Kembali Kesepakatan Istanbul untuk Bebaskan 1.200 Tahanan
Menarik Dibaca: Ini Cara Bank Sampah dan Wings Dorong Pilah Sampah di Masyarakat
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
